28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 832

Menghadapi Era AI, Denny JA Usul Pusat Studi Agama dan Spiritualitas Dibentuk

Jakarta, aktual.com – Workshop Esoterika Fellowship, Hari Ketiga, 23 April 2025 “Tak satu pun institusi keagamaan, tak satu pun ulama, pendeta, biksu, atau pastur—seberbakat apa pun mereka—dapat menandingi kemampuan Artificial Intelligence dalam membaca jutaan dokumen lintas kitab, lintas iman, lintas madzab, dan lintas abad. Semua itu terjadi dalam hitungan menit, bahkan detik.”

Dengan pernyataan itu, Denny JA membuka sesi ketiga Esoterika Fellowship Workshop yang berlangsung pada 23 April 2025. Sebagai penggagas Esoterika Forum Spiritualitas, Denny JA menandai datangnya era baru dalam sejarah iman: era ketika agama dan spiritualitas tak hanya ditafsirkan oleh manusia, namun juga oleh mesin yang berkesadaran data.

AI kini mampu menyusuri dan mengolah jutaan dokumen keagamaan, dari masa silam hingga kini, dari Timur hingga Barat, dari yang ortodoks hingga yang mistik—semuanya dalam waktu sekejap.

Hasilnya bukan sekadar tumpukan informasi, tetapi peluang: peluang untuk menyalakan ulang lentera spiritualitas dengan cara yang lebih inklusif dan universal.

Dalam terang perubahan radikal ini, Denny JA mengajukan satu gagasan perlunya dibentuk Pusat Studi Agama dan Spiritualitas Era AI.

Ini lembaga interdisipliner yang mengkaji, mengintegrasikan, dan menyebarkan pesan universal hasil olahan AI dari khazanah agama-agama dunia.

Hari ketiga workshop ditandai oleh sebuah tonggak penting: kesepakatan kerjasama antara Esoterika Forum Spiritualitas dan sembilan perguruan tinggi lintas tradisi di Indonesia. Mereka adalah:

  1. UIN Sunan Gunung Djati Bandung
  2. Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR)
  3. Universitas Kristen Indonesia (UKI)
  4. IPMI International Business School
  5. Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa
  6. IAIN Ambon
  7. STABN Sriwijaya Tangerang Banten
  8. UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
  9. President University

MoU ditandatangani langsung oleh para rektor dan pejabat kampus, antara lain:

  • Dr. Abidin Wakano, M.Ag. (Rektor IAIN Ambon)
  • Dr. rer.pol. Ied Veda R. Sitepu, S.S, M.A (Wakil Rektor bidang Kerjasama Universitas Kristen Indonesia )

– Dr. Li.  Edi Ramawijaya Putra, M.Pd. (Ketua STABN Sriwijaya Tangerang)

  • I Komang Suastika Arimbawa, M.Ag. (Perwakilan UHN I Gusti Bagus Sugriwa)

Kerja sama dengan kampus lainnya telah lebih dahulu dimulai lewat kesepahaman sebelumnya di kampus masing-masing.

BELAJAR DARI NUS: SPIRITUALITAS DAN RANGKING GLOBAL

Dalam sambutannya, Denny JA mengaitkan misi Esoterika dengan refleksi mendalam atas ranking universitas global versi QS World University Ranking. Pada 2025, peringkat ini mencakup 1.500 universitas dari 105 negara.

Yang mencuri perhatian adalah National University of Singapore (NUS)—yang kini menempati 10 besar dunia. Namun pada 1950-an hingga 1960-an, NUS justru masih di bawah Universitas Indonesia (UI).

Sejarah mencatat bahwa NUS berawal tahun 1905 sebagai sekolah kedokteran kolonial, tak jauh dari UI yang bermula sebagai STOVIA pada 1902.

Apa yang membuat NUS melesat? Jawabannya adalah: inovasi, riset, dan keberanian masuk ke wilayah teknologi mutakhir seperti AI, digital governance, dan bioteknologi. Dukungan negara dan visi panjang Lee Kuan Yew menjadi kunci transformasi tersebut.

Denny menyatakan salah satu indikator yang dinilai tinggi dalam ranking global adalah kemampuan institusi menghasilkan kurikulum baru yang mencerminkan perkembangan zaman.

Dalam semangat itu, Esoterika Forum memperkenalkan kurikulum baru: Agama Sebagai Warisan Kultural Milik Bersama di Era AI.” Ini sebuah inovasi yang merekam denyut zaman dan memenuhi indikator tersebut.

TEKNOLOGI DAN TEOLOGI PEMBEBASAN

Denny menyandingkan upaya ini dengan semangat Teologi Pembebasan dari Amerika Latin. Ini gerakan teologis abad ke-20 yang tidak hanya mengakar di ruang kuliah, tetapi juga mekar di tengah rakyat yang tertindas.

Teologi itu tak sekadar menjelaskan Tuhan, tetapi juga membela mereka yang dilukai sejarah.

“Teologi Pembebasan lahir dari penderitaan. Dan spiritualitas era AI juga lahir dari kesadaran bahwa dunia modern memerlukan tafsir baru atas makna, iman, dan kemanusiaan. Kita ingin membawa tafsir spiritual ini ke dua ruang: kelas dan masyarakat,” ujar Denny.

LUKA SOSIAL, PELUANG SPIRITUAL

Spiritualitas, bagi Denny, tak boleh berhenti di langit ide. Ia harus menjejak tanah konflik, luka, dan realitas sosial.

Ia mengingatkan data riset LSI yang mencatat lima tragedi besar akibat politik identitas dan agama:

  • Konflik Islam–Kristen di Ambon (1999–2001)
  • Kerusuhan etnik dan agama di Jakarta (Mei 1998)
  • Konflik Dayak–Madura di Kalimantan Tengah (2001)
  • Ketegangan etnik di Lampung antara pendatang Bali dan warga lokal (2001–2002)
  • Konflik antar paham Islam di Mataram, NTB (2000an)

“Luka-luka itu belum benar-benar sembuh,” ujarnya lirih. “Tapi di tengah luka, selalu ada celah untuk cahaya.”

Dan di situlah spiritualitas baru harus bekerja—bukan untuk menggantikan iman lama, melainkan untuk menyalakan kembali esensinya yang universal: kasih, pengertian, dan keadilan.

“Yang kita lakukan ini  baru langkah kecil. Tapi ia berada di jalan yang benar,” tutup Denny. “Kita sedang membentuk kurikulum baru, membuka forum lintas iman, dan memulai gerakan akademik dan sosial yang punya kedalaman spiritual.”

“Apakah berhasil? Itu urusan masa depan. Tapi kita telah memulainya hari ini. Dan sejarah, kerap berpihak pada mereka yang berani memulai.

Esoterika Fellowship Masuk Kampus sendiri merupakan bagian dari gerakan Forum Esoterika. Program yang dipimpin oleh Ahmad Gaus AF dan Dr. Budhy Munawar Rachman ini membawa spirit pesan universal agama yang merupakan warisan kultural milik kita bersama.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano

Maknai Perjuangan Ratu Kalinyamat, Lestari Moerdijat Ajak Generasi Bangsa Bangkit

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat sambutan di acara penyerapan Aspirasi Masyarakat di Kampus Universitas Nahdatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah, Kamis (24/4). Aktual/DOK MPR RI

Jakarta, aktual.com – Upaya menyosialisasikan nilai-nilai perjuangan Ratu Kalinyamat kepada generasi muda merupakan tahapan penting dalam memaknai eksistensi Ratu Jepara itu dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

“Setelah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden RI pada 2023 lalu, tahapan penting selanjutnya adalah bagaimana nilai-nilai perjuangan Ratu Kalinyamat bisa dipahami dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat pada sambutannya dalam acara penyerapan Aspirasi Masyarakat di Kampus Universitas Nahdatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah, Kamis (24/4).

Hadir pada acara tersebut Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M. A (Rektor Unisnu Jepara), Prof. Dr. Alamsyah, S. S, M. Hum (Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro), Dr. Idham Bachtiar Setiadi (Budayawan), dan para mahasiswa Unisnu Jepara.

Menurut Lestari, upaya untuk menanamkan nilai-nilai perjuangan Ratu Kalinyamat kepada generasi muda merupakan pekerjaan rumah yang harus dituntaskan bersama.

Diakui Rerie, sapaan akrab Lestari, bagi warga Jepara, nama Ratu Kalinyamat tentu tidak asing lagi.

“Tetapi bagaimana dengan masyarakat di luar Jepara? Tugas kita bersama dengan berbagai upaya untuk memperkenalkan nilai-nilai perjuangan Ratu Kalinyamat kepada setiap anak bangsa,” ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu.

Apalagi, tambah Rerie, di masa lalu cerita di seputar Ratu Kalinyamat kerap berkonotasi negatif.

Padahal, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, Ratu Kalinyamat merupakan perempuan yang anti-kolonialisme dengan memimpin perlawanan terhadap Portugis.

Selain itu, tambah dia, Ratu Kalinyamat juga memiliki visi maritim yang luar biasa pada masa itu, sehingga Jepara dikenal sebagai pelabuhan yang ramai di Nusantara.

Rerie sangat berharap, berbagai upaya untuk menyosialisasikan nilai-nilai perjuangan Ratu Kalinyamat harus terus dilakukan dan ditingkatkan.

Agar, tegas Rerie, nilai-nilai kepahlawanan Ratu Kalinyamat dapat diteladani generasi penerus bangsa.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano

KPK Panggil Windy Idol Terkait Kasus TPPU di MA

Arsip foto - Penyanyi Windy Yunita Ghemary duduk di ruang tunggu sebelum masuk ke ruang pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (13/5/2024). Windy Yunita Ghemary atau Windy Idol kembali diperiksa KPK sebagai saksi terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan tersangka Sekretaris Mahkamah Agung nonaktif Hasbi Hasan. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa

Jakarta, aktual.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Windy Yunita alias Windy Idol terkait penyidikan kasus dugaan tindak pidana pencucian uang di lingkungan Mahkamah Agung.

“Pemanggilan atas nama WY, wiraswasta,” ujar Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto kepada jurnalis di Jakarta, Kamis (24/4).

Selain itu, penyidik KPK juga memanggil kakak kandung Windy Idol, Rinaldo Septariando (RS), terkait penyidikan kasus yang sama.

Sebelumnya, KPK telah memanggil terpidana sekaligus mantan Sekretaris Mahkamah Agung Hasbi Hasan pada Selasa (22/4) dan Rabu (23/4).

Jaksa penuntut umum KPK diketahui pernah menghadirkan Windy Idol dan Rinaldo Septariando sebagai saksi untuk sidang lanjutan Hasbi Hasan dan mantan Komisaris Wika Beton Dadan Tri Yudianto dalam kasus dugaan suap pengurusan perkara di MA pada 19 Desember 2023.

Dalam sidang tersebut, Windy mengakui pernah melakukan tur helikopter bersama Hasbi Hasan di Bali.

Jaksa KPK lantas mengulik soal pembayaran tur helikopter tersebut. Namun, Windy berdalih tidak tahu siapa yang membiayai dan tidak ingat apakah ada iuran atau tagihan kepada dirinya.

Sementara itu, Hasbi Hasan telah divonis enam tahun penjara oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta setelah terbukti menerima suap pengurusan gugatan perkara kepailitan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Intidana pada tingkat kasasi di MA.

Hasbi Hasan terbukti menerima suap sebesar Rp3 miliar untuk mengurus gugatan perkara kepailitan KSP pada tingkat kasasi dengan tujuan memenangkan debitur KSP Intidana Heryanto Tanaka.

Uang itu diterima Hasbi Hasan dari Heryanto melalui Dadan Tri Yudianto. Adapun Heryanto menyerahkan uang pengurusan gugatan perkara perusahaannya kepada Dadan secara total sebesar Rp11,2 miliar.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

BTN Bukukan Laba Bersih Rp904 Miliar di Kuartal I 2025

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu berbincang dengan Direktur Consumer Banking BTN Hirwandi Gafar, Direktur Finance & Strategy BTN Nofry Rony Poetra dan SEVP Digital Business BTN Thomas Wahyudi saat Analyst Meeting Kinerja Keuangan BTN Kuartal I 2025 di Jakarta, Kamis (24/4). Sepanjang kuartal I 2025 BTN membukukan laba bersih sebesar Rp904 miliar naik 5,1% dibandingkan iperiode yang sama tahun lalu sebesar Rp860 miliar. Peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan yang bertumbuh secara konsisten serta fundamental keuangan yang terjaga. Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN mencapai Rp363,11 triliun hingga kuartal I 2025, naik 5,5%dibandingkan kuartal I 2024 yang sebesar Rp344,24 triliun. Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN pada kuartal I 2025 didorong oleh bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) baik Subsidi maupun Non-Subsidi. Hingga akhir Maret 2025, penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp179,70 triliun, naik 7,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, KPR Non-Subsidi BTN bertumbuh 8,1% menjadi Rp106,80 triliun pada kuartal I 2025. Aktual/DOK BTN

 

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano

BPJPH Sebut Terapkan Sanksi Tegas Terhadap Makanan Mengandung Babi

Jakarta, aktual.com – Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hasan mengatakan pemerintah telah menerapkan sanksi tegas berupa penarikan sembilan produk pangan olahan yang terdeteksi mengandung unsur babi (porcine) dari peredaran.

Haikal dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (24/4), mengatakan sikap ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam melaksanakan amanat perundang-undangan Jaminan Produk Halal (JPH).

“Kami (BPJPH) dan BPOM terus berkoordinasi dalam melaksanakan pengawasan produk yang beredar di tengah masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab kami atas amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku, demi melindungi segenap bangsa Indonesia,” kata Haikal.

Lebih lanjut, Haikal mengatakan meskipun suatu produk sudah mendapatkan sertifikat halal, pengawasan secara terus-menerus tetap harus dilaksanakan sebagaimana perintah undang-undang.

“Ini untuk memastikan bahwa pelaku usaha konsisten dalam menjalankan komitmen halalnya,” ujar dia.

Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2024 tentang penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal, katanya lagi, pengawasan jaminan produk halal dapat dilakukan oleh BPJPH, kementerian atau lembaga terkait, dan/atau pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota, sesuai dengan kewenangannya baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama.

Dalam UU tersebut, Haikal mengatakan terdapat ruang bagi masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pengawasan JPH.

“Karenanya, saya mengimbau masyarakat untuk turut berpartisipasi aktif dalam pengawasan produk yang beredar,” kata Haikal.

“Siapa saja yang mendapati suatu produk di peredaran diduga tidak memenuhi ketentuan regulasi jaminan produk halal yang berlaku, silahkan segera melaporkan melalui email [email protected],” ujarnya pula.

Sebelumnya pada Senin (21/4), BPJPH bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan sebanyak sembilan produk pangan olahan yang mengandung unsur babi, tapi tidak dicantumkan dalam kemasan.

Sembilan produk pangan olahan itu meliputi tujuh produk bersertifikat halal tapi mengandung unsur babi, sementara dua lainnya terindikasi tidak memberikan data yang benar dalam registrasi produk.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Menghadapi Tantangan Geoekonomi, Ibas Dorong Kolaborasi ASEAN Plus sebagai Jangkar Stabilitas

Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Singapura, H.E. Suryo Pratomo, di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura, Rabu (23/4/23). Aktual/DOK MPR RI

Jakarta, aktual.com – Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menekankan pentingnya Indonesia memperkuat diplomasi kebangsaan untuk menghadapi berbagai tantangan geo-politik dan ekonomi global. Salah satunya adalah dengan memperkuat kolaborasi ASEAN plus sebagai jangkar dari perdamaian dan keseimbangan kawasan.

Hal tersebut disampaikan Edhie Baskoro Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI ketika bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Singapura, H.E. Suryo Pratomo, di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura, Rabu (23/4/23).

“Dengan kondisi geo-politik saat ini, belum berakhirnya perang di Rusia-Ukraina dan menegangnya kondisi di Timur Tengah. Kita juga harus terus ikuti dinamika di Laut Cina Selatan serta isyu strategis lainya berkaitan dengan keamanan siber, rantai pasok global dan transformasi energi menjadi tantangan sekaligus peluang bagi negara ASEAN, ditambah lagi saat ini ada perang tarif dan tensi perang ekonomi semakin terasa” ungkap Ibas.

Dengan adanya berbagai macam gejolak, tantangan, dan dinamika global, menurut Ibas Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini, semakin mempertegas urgensi bagi Indonesia untuk meningkatkan diplomasi, menggali potensi, dan mencari peluang-peluang kerja sama yang lebih beragam.

“Maka, kita, Indonesia perlu mencari peluang yang berbeda-beda. Negosiasi tetap kita lakukan, kerja sama strategis kita perluas dalam konteks ‘million friends and zero enemy’,” paparnya.

Edhie Baskoro Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini kemudian menekankan pentingnya penguatan regional ASEAN sebagai jangkar perdamaian dan keseimbangan kawasan.

“Termasuk peningkatan kolaborasi di ASEAN sebagai jangkar perdamaian dan kesimbangan sehingga hubungan baik ini harus kita jaga. Lebih kita arahkan untuk menciptakan ekosistem perdagangan dan investasi demi kepentingan kemajuan Indonesia, termasuk mendukung kemandirian pangan, energi dan kelestarian lingkungan,” paparnya.

Lebih lanjut, pada kesempatan ini, Ibas juga menegaskan pentingnya peran Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dalam memberikan pelayanan, pengawasan, termasuk KBRI Singapura. “Selain itu tentu kami juga akan terus mendorong agar kedutaan Singapura yang saat ini yang telah melakukan banyak hal tetap memperhatikan pelayanan, pengawasan, perlindungan dan pembinaan untuk masyarakat kita yang ada di Singapura.”

“200rb jiwa lebih adalah angka yang cukup besar. Mereka adalah duta bangsa yang juga membawa nama baik merah putih,” imbuhnya.

Edhie Baskoro Yudhoyono Wakil Rakyat dari Dapil Jawa Timur VII ini juga menegaskan bahwa diplomasi kebangsaan bukan hanya urusan pemerintah dan diplomat saja namun menjadi tanggung jawab seluruh elemen bangsa, termasuk lembaga-lembaga negara.

“Dalam semangat itulah kunjungan kami ini untuk lebih mempererat sinergi antara diplomasi formal yang dijalankan KBRI dengan diplomasi kebangsaan oleh MPR RI, baik dialog, pertukaran gagasan, maupun kerjasama strategis lainnya.”

Menurut Ibas yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Kadin, kerja sama dengan Singapura sebagai mitra dagang terbesar di Indonesia, perlu diarahkan ke beberapa sektor prioritas.

“Singapura merupakan mitra dagang kedua terbesar di indoensia menjadi sumber investasi asing terbesar selama beberapa tahun terakhir. Dalam konteks geo-ekonomi kerja sama kita kini harus bergerak menuju arah yang lebih maju meliputi sektor energi hijau, ekonomi digital, hingga kolaborasi dalam membangun ekosistem industri berbasis teknologi tinggi,” jelasnya.

Di akhir pemaparannya, Ibas berharap sinergi yang terjalin antara MPR RI dan KBRI Singapura dapat terus memperkuat posisi Indonesia di percaturan dunia.
“Semoga sinergi antara MPR RI dan KBRI Singapura dapat terus ditingkatkan demi memperkuat posisi Indonesia dipercaturan internasional,” pungkasnya.

Pada acara ini Ibas hadir bersama beberapa anggota DPR/MPR/DPD RI, di antaranya ⁠Andreas Hugo Parerira, Mulyadi, Anton Sukartono Suratto, Abdul Bakri Haji Musa , dan Jialyka Maharani.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano

Berita Lain