26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 860

Pawai Ogoh-ogoh di Pura Dalem Prajapati Purna Pralina Kelapa Dua Depok Berlangsung Meriah

Depok, aktual.com – Pawai Ogoh-Ogoh dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi di Pura Dalem Prajapati Purna Pralina, Kelapa Dua, Depok, berlangsung meriah pada hari ini. Pawai tersebut menghadirkan enam Ogoh-Ogoh dengan berbagai bentuk dan ukuran yang menarik perhatian masyarakat.

Acara pawai ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Depok, Bapak H. Supian Suri, didampingi oleh istri beliau. Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Depok, Ibu Lienda, serta Kombespol Garis dari Dit Sabhara Baharkam Polri.

Wali Kota Depok menyampaikan apresiasi atas semangat kebersamaan dan gotong royong warga dalam menyelenggarakan pawai ini. “Pawai Ogoh-Ogoh ini merupakan wujud kebersamaan dan toleransi umat beragama di Kota Depok. Semoga kita semua selalu hidup rukun dan damai,” ujar beliau dalam sambutannya.

Pawai dimulai dari Pura Dalem Prajapati Purna Pralina dan berjalan menyusuri Jalan Komjen Pol M Jasin hingga mencapai Mako Brimob Kelapa Dua. Sepanjang perjalanan, masyarakat tampak antusias menyaksikan arak-arakan Ogoh-Ogoh yang diiringi tabuhan gamelan dan tarian tradisional Bali.

Selain menjadi ajang pelestarian budaya, pawai ini juga menguatkan nilai-nilai spiritual dalam rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi. Ogoh-Ogoh yang ditampilkan melambangkan kekuatan negatif dan sifat buruk yang akan dibakar sebagai simbol penyucian diri menjelang Nyepi.

Pawai Ogoh-Ogoh ini berjalan dengan tertib dan lancar berkat kerja sama berbagai pihak, termasuk aparat keamanan dari Sat Lantas Polres Metro Depok, Mako Brimob Kelapa Dua dan Ditsabhara Baharkam Polri. Masyarakat berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilestarikan sebagai bagian dari tradisi budaya yang mempererat persatuan dan kerukunan di Kota Depok. (Ron)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

BMKG Prakirakan Cuaca Sebagian Jakarta Berawan

Langit Jakarta berawan

Jakarta, aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca sebagian besar wilayah Jakarta berawan pada Minggu (30/3).

BMKG melalui laman resmi https://www.bmkg.go.id/, Sabtu, mencatat kondisi cuaca berawan terjadi di Wilayah Administrasi Kepulauan Seribu, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.

Adapun suhu rata-rata pada Jumat di Jakarta Barat berkisar antara 25 hingga 29 derajat Celcius dengan kelembapan berkisar antara 78 hingga 89 persen.

Berikut prakiraan cuaca masing-masing wilayah antara lain, Administrasi Kepulauan Seribu berkisar antara 28 hingga 29 derajat Celcius dengan kelembapan berkisar antara 78 hingga 84 persen.

Kota Jakarta Pusat berkisar antara 26 hingga 27 derajat Celcius dengan kelembapan berkisar antara 81 hingga 87 persen.

Kota Jakarta Utara berkisar antara 26 hingga 28 derajat Celcius dengan kelembapan berkisar antara 66 hingga 91 persen.

Kota Jakarta Barat berkisar antara 26 hingga 27 derajat Celcius dengan kelembapan berkisar antara 66 hingga 91 persen.

Kota Jakarta Selatan berkisar antara 25 hingga 27 derajat Celcius dengan kelembapan berkisar antara 85 hingga 89 persen.

Selanjutnya, Kota Jakarta Timur berkisar antara 26 hingga 27 derajat Celcius dengan kelembapan berkisar antara 83 hingga 88 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

DPR Sebut Sidang Itsbat Bukti Pemerintah Ajak Umat Bermusyawarah

Jakarta, aktual.com – Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang menyebutkan adanya kegiatan Sidang Isbat 1 Syawal 1446 Hijriah yang dilakukan bersama perwakilan organisasi keagamaan Islam merupakan bukti pemerintah mengajak umat untuk bermusyawarah.

“Sidang Isbat bukan sekadar rutin atau perintah undang-undang, tetapi pemerintah (melalui) Menteri Agama merawat kebersamaan dan memelihara ukhuwah,” kata Marwan dalam konferensi pers Sidang Isbat 1 Syawal 1446 Hijriah di Kantor Kemenag RI, Jakarta, Sabtu (29/3).

Marwan menilai sejatinya pemerintah bisa menetapkan 1 Syawal begitu saja tanpa adanya musyawarah, sebab mayoritas umat Muslim di Indonesia telah mengawali Ramadhan secara bersama-sama.

“Tetapi pemerintah tidak serta-merta membuat keputusan, tetapi tetap mengajak bermusyawarah seluruh lapisan yang akan menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah,” lanjutnya.

Marwan mewakili Komisi VIII DPR RI merasa bahagia karena kegiatan seperti ini dapat merawat kebersamaan, sekaligus memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang apa saja yang dilakukan oleh otoritas terkait sebelum menetapkan Idul Fitri.

Ia mengajak kepada seluruh umat Muslim di Indonesia untuk bersama-sama merayakan Idul Fitri dengan khidmat, sekaligus berharap momentum Lebaran ini bisa menjadi sarana meningkatkan kebersamaan masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar mendoakan kepada seluruh umat Islam di Indonesia agar Idul Fitri kali ini bisa menjadi momentum memperkuat persaudaraan.

Ia juga mendoakan kepada masyarakat yang melakukan mudik untuk diberikan keselamatan serta memperoleh kebahagiaan spiritual dalam pertemuannya bersama para sanak famili mereka.

“Mari kita membersihkan diri dan jangan menambah dosa-dosa apapun lagi, semoga ini adalah bulan Ramadhan terbaik kita, yang nanti Insya Allah akan mengantarkan kita masuk ke dalam pintu surga,” tutur Menag Nasaruddin Umar.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Fuad Plered Hina Guru Tua, FKUB: Bisa Memecah Kerukunan

Palu, aktual.com – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah (Sulteng) mengatakan pernyataan dilontarkan Fuad Plered yang menghina tokoh pendiri Alkhairaat Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua dinilai dapat memecah kerukunan di tengah bulan Suci Ramadhan.

“Narasi kebencian tidak seharusnya diucapkan untuk menyudutkan seseorang, terlebih ujaran kebencian itu ditujukan kepada tokoh agama (Guru Tua),” kata Ketua FKUB Sulteng Prof Zainal Abidin di Palu, Sabtu (29/3).

Menurut dia, ucapan seperti itu justru melukai perasaan masyarakat, terutama warga Alkhairaat yang sebagian besar berada di wilayah Indonesia bagian Timur.

Ia menilai ujaran seperti ini dapat memicu perpecahan dan merusak keharmonisan sosial dan mendapat kecaman keras dari Alkhairaat.

“Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri dikenal sebagai sosok ulama kharismatik yang telah berjasa dalam dunia pendidikan dan dakwah Islam di Indonesia, khususnya di kawasan timur,” ujarnya.

Ia mengemukakan bahwa Guru Tua dan Lembaga Alkhairaat adalah tokoh dan lembaga besar, bukan level orang seperti Fuad Plered sebagai tandingannya sehingga perlu dihadapi dengan penuh keadaban dan kesantunan.

Oleh karena itu FKUB Sulteng mengimbau masyarakat tetap menjaga ketenangan dan tidak terprovokasi atas masalah ini.

”Tidak boleh meniru gaya dan perilaku Fuad Plered, kami mengajak semua pihak untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh pernyataan yang tidak bertanggung jawab ini,” ucap Zainal yang juga Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).

Ketua FKUB juga meminta aparat penegak hukum segera mengambil langkah cepat dan bertindak tegas guna menangani kasus ini, supaya tidak berkembang lebih luas.

Menurutnya, sikap hormat terhadap tokoh agama dan budaya adalah bagian dari upaya menjaga keharmonisan dan kedamaian di tengah kemajemukan.

Insiden ini menjadi satu pelajaran menjaga tutur kata dan sikap dalam berpendapat, terutama dalam isu-isu yang berkaitan dengan tokoh agama yang dihormati oleh banyak pihak.

“Mari kita saling menghormati dan selalu menjaga keharmonisan serta kedamaian di negeri ini sebagai kekuatan dalam membangun bangsa,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Arab Saudi Tetapkan Idul Fitri Jatuh Pada Minggu 30 Maret

Jamaah calon haji berjalan menuju terminal Syib Amir di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Selasa (4/6/2024). Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Daker Makkah mengimbau bagi jamaah calon haji Indonesia yang tiba di Makkah pada 06.00 hingga 17.00 waktu Arab Saudi (WAS) untuk melaksanakan umrah wajib pada 22.00 WAS, sementara yang tiba pukul 18.00 hingga 05.00 WAS dapat melaksanakannya pada 09.00 WAS dalam rangka menjaga kesehatan jamaah serta menghindari kepadatan di Masjidil Haram. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom

Jakarta, aktual.com – Arab Saudi menetapkan hari raya lebaran Idulfitri 2025 jatuh pada Minggu, 30 Maret 2025.

Penetapan itu dilakukan setelah hilal bulan sabit terlihat pada Sabtu (29/3) yang menandakan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh keesokan harinya.

“Mahkamah Agung telah memutuskan bahwa besok, Minggu, 30 Maret 2025, adalah hari pertama Idulfitri,” ujar Pengadilan Kerajaan Saudi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media resmi dan dikutip AFP.

Uni Emirat Arab dan Qatar juga mengumumkan Minggu akan menjadi hari pertama lebaran.

Namun, negara tetangga Oman dan Yordania, serta Iran yang mayoritas penduduknya Syiah, mengatakan Idulfitri tidak akan dimulai hingga Senin karena bulan sabit belum terlihat. Mesir dan negara-negara Afrika Utara lainnya juga mengikuti langkah tersebut.

Penetapan lebaran atau Idulfitri dilakukan dengan sejumlah cara, yakni pengamatan hilal (rukyat) dan perhitungan astronomis (hisab). Hal ini sama dengan penetapan 1 Ramadan.

Di Arab Saudi, pengamatan 1 Ramadan dan Idulfitri dilakukan dengan mengamati bulan sabit atau hilal. Riyadh akan melakukan pemantauan hilal pada Sabtu, 29 Maret.

Jika hilal terlihat pada 29 Maret, maka lebaran akan jatuh pada 30 Maret. Jika hilal tidak terlihat, maka Idulfitri jatuh pada 31 Maret.

Dilansir dari Middle East Eye, kalender kerajaan Saudi telah menentukan bahwa hari raya umat Islam itu jatuh pada Minggu, 30 Maret.

Namun, para astronom mengatakan hilal kemungkinan tak akan bisa terlihat di hari Sabtu, meskipun menggunakan alat-alat optik seperti teleskop. Sebab, bulan pada saat itu terlalu tipis dan terlalu rendah di cakrawala.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Pemerintah Tetapkan 1 Syawal 1446 H pada 31 Maret 2025

Foto: Pengumuman hasil sidang isbat Lebaran 2025 (Dwi/detikcom)

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah mengumumkan bahwa 1 Syawal 1446 Hijriyah atau hari raya Idul Fitri 2025 akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

Pengumuman tersebut disampaikan oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar setelah menggelar sidang isbat di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, pada Sabtu (29/3/2025).

“Berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang tidak memenuhi kriteria MABIMS, serta tidak adanya laporan hilal terlihat, maka disepakati bahwa tanggal 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025 Masehi,” ujar Nasaruddin Umar saat konferensi pers, Sabtu (29/3).

Nasaruddin menjelaskan bahwa, berdasarkan laporan rukyat dari seluruh Indonesia, hilal dipastikan masih berada di bawah ufuk dengan ketinggian antara minus 3 derajat 15 menit 47 detik hingga minus 1 derajat 4 menit 57 detik. Selain itu, sudut elongasi berkisar antara 1 derajat 12 menit 89 detik hingga 1 derajat 36 menit 38 detik.

“Dengan demikian secara hisab data hilal pada hari ini belum memenuhi kriteria fisibilitas hilal MABIMS, yakni tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat,” tambah Nasaruddin.

Oleh karena itu, Menag menyatakan bahwa puasa disempurnakan menjadi 30 hari, sehingga Lebaran akan jatuh pada 31 Maret 2025.

Sebelumnya, dalam seminar mengenai posisi hilal, Tim Falak Kemenag, Cecep Nurwendaya, menjelaskan bahwa posisi hilal di seluruh Indonesia tidak memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) untuk menentukan awal bulan Syawal 1446 Hijriah.

“Berdasarkan kriteria Mabims, pada tanggal 29 Maret posisi hilal di seluruh wilayah NKRI tidak ada yang memenuhi kriteria tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat. Sehingga tanggal 1 Syawal secara hisab bertepatan dengan hari Senin, 31 Maret 2025,” kata Cecep.

Ia juga menjelaskan bahwa pada 29 Maret 2025, tinggi hilal di Indonesia berada antara -3,26 di Jayapura dan -1,08 di Banda Aceh. Sedangkan sudut elongasi di seluruh wilayah Indonesia juga jauh dari kriteria MABIMS, dengan yang paling timur mencapai 1,61 derajat dan yang paling barat 1,21 derajat.

Keputusan ini memastikan tidak ada perbedaan dalam penetapan tanggal Idul Fitri 1446 Hijriyah antara organisasi masyarakat Islam, baik Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab, maupun Nahdlatul Ulama (NU) yang menggunakan metode rukyat.

Sebagai tambahan informasi, Direktur Jenderal Bina Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, sebelumnya menjelaskan bahwa sidang isbat diawali dengan seminar mengenai metode untuk melihat posisi bulan, yakni metode hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (penglihatan langsung).

Setelah seminar, Kemenag menggelar sidang isbat secara tertutup, dan hasilnya diumumkan langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar pada pukul 19.00 WIB.

Untuk metode hisab, pemerintah Indonesia berpedoman pada kriteria MABIMS, yaitu ketika ketinggian hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi minimal 6,4 derajat.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan

Berita Lain