27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 860

Puasa Sunnah Saat Bertamu

Ilustrasi Makanan Berbuka Puasa

Oleh: H. Abdul Mughni

Jakarta, aktual.com – Berkunjung dan bersilaturahmi dalam kehidupan sehari-hari sering dilakukan oleh seseorang, baik ke rumah guru, saudara, teman, atau yang lainnya. Tuan rumah biasanya sudah menyiapkan makanan dan minuman sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu, terlebih jika tamu tersebut dianggap istimewa.

Silaturahmi dan menghormati tamu merupakan anjuran dalam Islam yang telah dijelaskan dalam an-nushush as-syari’ah, baik dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits.

Namun, terkadang seseorang bertamu dalam keadaan sedang berpuasa sunnah, sementara tuan rumah telah menyiapkan segala sesuatunya. Demi menghormati tamu (ikram ad-dhuyuf), bagaimana seharusnya sikap tamu yang sedang berpuasa sunnah? Apakah ia harus membatalkan puasanya atau tetap melanjutkannya?

Dalam hal ini, Syekh Zainuddin Al-Malibary dalam kitabnya Fathul Mu’in menjelaskan sebagai berikut:

(فروع) يندب الأكل فى صوم نفل ولو مؤكدا لإرضاه ذى الطعام………قال الغزالى يندب أن ينوى بفطره إدخال السرور عليه ويجوز للضيف أن يأكل مما قدم له بلا لفظ من المضيف

“Disunnahkan makan (saat bertamu) ketika sedang berpuasa sunnah, meskipun sunnah muakkadah, untuk menyenangkan shohibul bait atau orang yang mengundang jamuan makan (traktir) demi keridhaannya, jika dikhawatirkan menahan puasanya akan menyinggung perasaan shohibul bait, meskipun berada di akhir siang hari (misal baru puasa sampai jam 14.00). Sebab, ada perintah untuk membatalkan puasa, dan dia akan tetap mendapatkan pahala atas puasa yang telah dijalankan sebelumnya. Dianjurkan pula mengqadha di hari lain. Namun, jika tidak menyebabkan tersinggungnya tuan rumah, maka disunnahkan untuk tidak membatalkan puasanya.”

Imam Al-Ghazali menambahkan:

“Disunnahkan berniat untuk menyenangkan (idkhalus surur) perasaan tuan rumah pada saat membatalkan puasa, dan bagi tamu dibolehkan menikmati makanan yang telah dihidangkan, meskipun belum dipersilakan dengan ucapan dari tuan rumah.”

(Fathul Mu’in/ Hasyiyah I’anatut Thalibin, juz 3, hal. 365-366, Haramain)

Dalam Hasyiyah I’anatut Thalibin juga dijelaskan bahwa kebolehan makan makanan yang telah disediakan oleh tuan rumah tetap berlaku meskipun tanpa izin secara lisan, karena hal ini telah menjadi adat kebiasaan.

يجوز له الأكل من غير لفظ صادر من المضيف يدل على الإذن فيه اكتفاء بالقرينة العرفية

“Dibolehkan baginya makan tanpa adanya pernyataan lisan dari tuan rumah sebagai tanda izin, cukup dengan isyarat kebiasaan yang telah berlaku.”

(Hasyiyah I’anatut Thalibin, juz 3, hal. 366)

Syekh Muhyiddin bin Syarof An-Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar An-Nawawi menegaskan bahwa disunnahkan bagi tuan rumah untuk mengucapkan Bismillah, “Makanlah”, atau ungkapan lain yang secara jelas memberikan izin untuk memulai makan.

قال النووي فى الأذكار إعلم أنه يستحب لصاحب الطعام أن يقول لضيفه عند تقديم الطعام بسم الله أو كل أو نحو ذلك من العبارات المصرحة بإذن فى الشروع فى الأكل

“Ketahuilah bahwa dianjurkan bagi tuan rumah untuk mengatakan kepada tamunya saat menyajikan makanan, ‘Bismillah’ atau ‘Makanlah’ atau ungkapan lain yang secara jelas menunjukkan izin untuk memulai makan.”

(Hasyiyah I’anatut Thalibin, juz 3, hal. 366)

Jadi, keputusan untuk membatalkan puasa atau tidak tergantung pada keadaan shohibul bait. Jika menahan puasa dapat menyebabkan kekecewaan bagi tuan rumah yang telah bersusah payah menyiapkan hidangan, maka disunnahkan untuk membatalkan puasa. Sebaliknya, jika tuan rumah tidak keberatan, maka dianjurkan untuk tetap melanjutkan puasa. Alternatif lain adalah memberi tahu tuan rumah sebelumnya agar tidak perlu repot menyiapkan makanan dan minuman karena sedang berpuasa.

Pembahasan ini juga diperkuat dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi sebagaimana disebutkan dalam Kitab I’anatut Thalibin Syarah Fathul Mu’in:

أنه صلى الله عليه وسلم لما أمسك من حضر معه وقال إنى صائم قال له يتكلف لك أخوك المسلم وتقول إنى صائم أفطر ثم أقض يوما مكانه أى إن شئت

“Bahwasanya Rasulullah SAW bertemu dengan sahabatnya yang sedang berpuasa. Sang sahabat berkata, ‘Saya sedang berpuasa.’ Rasulullah SAW menegurnya dengan berkata, ‘Saudaramu sesama Muslim telah bersusah payah menyiapkan makanan untukmu, dan kamu mengatakan sedang berpuasa? Berbukalah, lalu gantilah (qadha) di hari yang lain.'”

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Wamenaker Tegaskan Panggil Aplikator Terkait Ojol Terima BHR Rp50 Ribu

Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan. (ANTARA/HO/Kementerian Ketenagakerjaan RI)

Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer menegaskan bahwa segera memanggil perusahaan aplikator ojek online (ojol) menyusul laporan tentang sebagian pengemudi hanya menerima Bonus Hari Raya (BHR) Rp50 ribu.

“Panggil, kita (bakal) panggil. Oke,” kata Wamenaker ditemui di sela menghadiri open house Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani di Jakarta, Selasa (1/4).

Ketika awak media menanyakan apakah Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker)​​​​sudah melakukan pemanggilan terhadap perusahaan ojol yang memberikan BHR hanya Rp50 ribu per pengemudi, Wamenaker memastikan segera memanggil perusahaan tersebut.

Kendati demikian, Wamenaker tidak menyebutkan secara detail kapan perusahaan aplikator ojol tersebut akan dipanggil oleh Kemnaker.

Dia hanya memastikan segera melakukan pemanggilan kepada pihak terkait mengenai hal tersebut.

Bahkan, Wamenaker mengaku tersulut emosi dan tensi darahnya naik ketika awak media mengkonfirmasi mengenai BHR ojol yang hanya menerima Rp50 ribu per pengemudi.

“BHR? Jawabannya tahu? Lu mau gua kasar atau baik? Langsung naik darah nih gua soal BHR nih,” ucap Wamenaker singkat.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengaku siap memanggil aplikator soal adanya pengemudi/driver ojek online (ojol) yang hanya menerima Bonus Hari Raya (BHR) Rp50 ribu.

Menaker ditemui di Jakarta, Selasa (25/3) mengatakan bahwa sebelumnya telah mengeluarkan surat edaran mengenai imbauan dan formula pemberian BHR bagi pengemudi ojek online.

Dia juga menegaskan bahwa siap menerima dan menampung aduan dari pengemudi ojol dan segera menindaklanjuti hal tersebut.

“Nggak apa-apa, kita terima (jika ada aduan). Nggak apa-apa. Kita tampung dulu. Nanti kalau memang kita lihat ini sesuatu yang harus kita follow up, kita klarifikasi, nanti kita panggil nanti (aplikator),” ujar Menaker.

Di sisi lain, Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati menyebutkan bahwa mencatat sekitar 800 ojol di seluruh Indonesia tidak menerima BHR yang seharusnya, yakni sekitar 80 persen dari data itu rata-rata menerima Rp50 ribu per pengemudi ojol.

Atas kondisi itu, SPAI pengadukan besaran pencairan BHR yang tidak sesuai tersebut kepada Kementerian Ketenagakerjaan karena menduga aplikator telah melanggar instruksi Presiden Prabowo Subianto dan surat edaran Kemnaker.

Lily berharap Kemnaker dapat memanggil para aplikator sehingga pengemudi ojol bisa mendapatkan haknya.

“Mungkin memanggil untuk memberikan sanksi, memanggil mereka untuk memberikan benar-benar yang sudah diarahkan oleh Presiden (pemberian BHR),” kata Lily.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan

Aceh Besar Diguncang 47 Kali Gempa Akibat Aktivitas Sesar Seulimeum

Peta kejadian gempa bumi wilayah Aceh Besar tanggal 30 Maret-1 April 2025. (ANTARA/HO-BMKG Aceh)

Banda Aceh, Aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 47 kali gempa bumi mengguncang wilayah Aceh Besar pada 30 Maret-1 April akibat pergerakan Sesar Seulimeum.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar Andi Azhar Rusdin, di Banda Aceh, Selasa (1/4), mengungkapkan bahwa gempa pertama terjadi pada Minggu (30/3) pukul 09.58 WIB dengan magnitudo 5,2, dan hingga 1 April, terjadi 46 gempa susulan dengan frekuensi yang bervariasi.

“Hingga 1 April 2025 pukul 13.00 WIB, gempa susulan terus terjadi dengan magnitudo maksimum 5,2 dan magnitudo minimum 1,2,” katanya.

Andi menjelaskan bahwa aktivitas gempa tersebut berkaitan dengan pola pergerakan Sesar Seulimeum, salah satu bagian dari Sesar Besar Sumatera.

“Jadi, pola pergerakan sesar besar Sumatera, salah satunya di patahan Seulimeum, itu memiliki pola pergerakan patahan mendatar menganan,” katanya.

Menurut dia, hal ini terjadi ketika dua bidang batuan saling bergesekan secara horisontal akibat gaya gesekan yang membuat lempeng-lempeng bergerak berlawanan arah.

Sesar Seulimeum ini berada di jalur sebelah timur yang melewati lereng barat Gunung Seulawah Agam ke utara membelah Pulau Weh.

Lebih lanjut, Andi menjelaskan gempa susulan yang terjadi hingga puluhan kali tersebut merupakan fenomena yang normal terjadi setelah terjadinya suatu gempa yang kuat atau signifikan.

“Gempa susulan merupakan wujud dari proses kembalinya posisi batuan di bawah permukaan bumi yang telah bergeser akibat gempa utama,” katanya.

Meskipun aktivitas seismik ini merupakan fenomena alami, Andi mengingatkan bahwa gempa tetap menjadi ancaman bagi masyarakat setempat.

“Merupakan suatu ancaman bagi masyarakat setempat, namun perlu kita ketahui bahwa gempa bumi itu tidak membunuh secara langsung, namun dampak-dampak sekundernya, misalnya bangunan roboh, itu yang dapat menimbulkan korban jiwa,” katanya.

BMKG juga menegaskan bahwa hingga saat ini gempa bumi belum dapat diprediksi secara pasti, baik dari segi waktu, besaran, maupun lokasinya. Oleh karena itu, kesiapsiagaan masyarakat dan ketahanan infrastruktur menjadi faktor penting dalam menghadapi ancaman gempa bumi.

“Sampai saat ini gempa bumi belum dapat diprediksi secara tepat baik waktu, besaran, maupun lokasinya. Namun, yang perlu kita siapkan adalah kapasitas masyarakat serta infrastruktur dalam menghadapi kejadian gempa tersebut,” katanya.

Sebagai langkah mitigasi, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga menghadapi kemungkinan gempa.

“Gempa bumi sampai saat ini tidak dapat diprediksi secara tepat, sehingga kita tetap perlu waspada dan siap siaga ketika gempa itu terjadi. Jangan panik ketika terjadi gempa, serta jangan terpancing oleh isu-isu atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar hanya mengacu pada informasi resmi dari BMKG dan BPBD setempat untuk menghindari kepanikan akibat hoaks.

“Pastikan informasi gempa bersumber dari BMKG dan BPBD setempat,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan

Kemenko Polkam Pantau Layanan Kunjungan Keluarga di Lapas Cipinang

Deputi Bidang Kominfo Kemenko Polkam Marsda TNI Eko Dono Indarto saat meninjau Lapas Kelas I Cipinang, Jakarta, Selasa (1/4/2025). (ANTARA/HO-Kemenko Polkam)

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam), melalui satuan tugas yang dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Marsda TNI Eko Dono Indarto, memantau situasi kunjungan keluarga di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang, Jakarta, Selasa (1/4).

“Alhamdulillah hari ini kita dari Satgas Pengamanan Lebaran melaksanakan pemantauan ke berbagai tempat pelayanan masyarakat untuk melihat bagaimana pelayanan dari pemerintah, khususnya dari lapas ini kepada masyarakat,” kata Eko dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Dalam kunjungan ini, tim Kemenko Polkam melakukan pemantauan langsung terhadap pelaksanaan layanan kunjungan Lebaran, memastikan seluruh prosedur berjalan sesuai standar keamanan dan pelayanan yang telah ditetapkan.

“Bentuk layanan publik yang dilakukan oleh Lapas Cipinang sudah cukup bagus, terbukti mekanisme dan tata kelola nya dijalankan dengan baik, tanpa mengabaikan faktor keamanan, tapi bisa tetap dekat dengan masyarakat para pengunjung lapas yg akan menengok keluarganya,” katanya.

Dia juga menyampaikan harapannya bahwa layanan publik seperti yang dilaksanakan oleh Lapas Cipinang dapat ditiru di tempat lain.

“Hal ini perlu ditiru di tempat lain, bahwa bentuk pelayanan publik yang totalitas menjadi komitmen pemerintah untuk hadir membantu masyarakat memenuhi kebutuhannya. Kami berharap mudah-mudahan layanan semakin meningkat dan masyarakat semakin percaya kepada kita semua bahwa kita ada untuk melayani masyarakat,” ujar Eko.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Lapas Cipinang Wachid Wibowo menegaskan bahwa koordinasi dengan berbagai instansi, termasuk Kemenko Polkam, menjadi bagian dari strategi dalam menyelenggarakan layanan kunjungan yang optimal.

“Kami ingin memastikan bahwa warga binaan dapat merayakan Idul Fitri bersama keluarganya dalam suasana yang aman dan tertib. Kehadiran Tim Siaga Pemantauan Kemenko Polkam ini semakin memperkuat komitmen kami untuk menghadirkan layanan yang humanis dan berkualitas,” tambah Wachid

Dengan pemantauan langsung dari Kemenko Polkam, Lapas Cipinang memastikan layanan kunjungan Idul Fitri berjalan aman, tertib, dan sesuai prosedur pemasyarakatan.

Langkah ini sejalan dengan prinsip “Pemasyarakatan PASTI Bermanfaat bagi Masyarakat”, di mana setiap kebijakan tidak hanya berfokus pada pembinaan warga binaan, tetapi juga berdampak positif bagi keluarga mereka dan masyarakat luas.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan

Korban Meninggal Akibat Gempa Myanmar Bertambah Jadi 2.719 Orang

Sebuah bangunan runtuh setelah gempa kuat di Nay Pyi Taw, Myanmar, 28 Maret 2025. (Xinhua)

Beijing, Aktual.com – Korban meninggal akibat gempa dahsyat yang mengguncang Myanmar bertambah menjadi 2.719 orang, dengan 4.521 korban luka dan lebih dari 400 lainnya hilang, lapor China Central Television (CCTV) pada Selasa (1/4).

Sebelumnya pada Senin (31/4) Kantor Berita Xinhua yang mengutip otoritas setempat, menyebutkan korban meninggal mencapai 2.000 lebih, dengan sekitar 3.900 korban luka dan 270 lainnya hilang.

Sementara itu, Kantor Berita Anadolu melansir bahwa pada Senin, pemerintah Myanmar mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari pascagempa bumi 7,7 magnitudo.

Bendera nasional negara tersebut dikibarkan setengah tiang sebagai bagian dari masa berkabung.

Sejumlah negara seperti Indonesia, Rusia, India, China, Thailand, Uni Emirat Arab serta PBB juga telah mengirim tim khusus pencarian dan penyelamatan selain bantuan kemanusiaan.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan

Arus Lalu Lintas Cileunyi-Nagreg Padat oleh Pemudik Lokal

Arus mudik di Nagreg menuju ke arah Tasikmalaya, Garut dan Jawa Tengah terpantau mengalami kemacetan pada Sabtu (29/3).

Bandung, Aktual.com – Kabupaten Bandung Jabar mencatat arus lalu lintas di jalur Cileunyi hingga Nagreg mengalami kepadatan pada H+1 Lebaran 2025 oleh pemudik lokal dan wisatawan menuju Garut, Tasikmalaya hingga ke Pangandaran.

Koordinator Humas Pos Pengamanan Lebaran Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung, Eric Alam Prabowo di Bandung, Selasa (1/4) mengatakan bahwa jalur ini mulai mengalami antrean panjang sejak keluar Gerbang Tol Cileunyi hingga kawasan Nagreg.

“Kepadatan sudah mulai terlihat dari pintu keluar tol hingga jalur baru Cicalengka. Dominasi kendaraan roda dua cukup tinggi, bercampur dengan kendaraan pribadi yang membawa wisatawan,” kata Eric.

Eric mengatakan bahwa antrean kendaraan sempat mengular hingga 10 kilometer. Titik-titik kemacetan terjadi di beberapa lokasi, termasuk underpass Cileunyi dan turunan Nagreg.

Pihaknya terus berkoordinasi dengan Satlantas Polresta Bandung untuk menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk mengatasi potensi kemacetan dan kelancaran arus lalu lintas di kawasan Nagreg.

“Jadi kalau yang ke arah yang Nagreg ini masih tetap bercampur antara pemudik lokal dengan dengan wisatawan arah Cipanas dan Pangandaran. Kalau yang di Ciwidey sama Pangalengan itu udah murni kunjungan wisata,” katanya.

Selain arus mudik lokal, kata dia, kepadatan juga mulai terjadi di jalur wisata menuju Ciwidey dan Pangalengan. Sejak pagi, antrean kendaraan terlihat mengarah ke kawasan wisata tersebut.

“Kunjungan ke tempat wisata meningkat sejak hari ini dan diperkirakan akan bertahan hingga akhir pekan. Pengunjung umumnya datang hanya untuk perjalanan pulang-pergi atau menginap satu malam,” kata dia.

Dishub Bandung memperkirakan puncak arus balik akan terjadi pada H+5 Lebaran atau Sabtu, 12 April 2025.

Namun, dengan kebijakan cuti bersama yang panjang, pergerakan kendaraan diprediksi lebih merata sehingga tidak terjadi lonjakan signifikan dalam satu hari tertentu.

“Masyarakat kini lebih leluasa menentukan waktu perjalanan pulang, sehingga diharapkan tidak ada kemacetan ekstrem seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Eric.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan

Berita Lain