Kuta, Aktual.com – Menyambut Hari Kartini, sejumlah perempuan menggelar surfing dengan mengenakan kebaya di Pantai Kuta. Sontak saja, aksi surfer girl itu menarik perhatian turis mancanegara yang tengah berlibur di Bali.

‎Meski menggunakan kebaya dan rok, namun aksi mereka tetap lincah dalam menaklukkan ganasnya ombak Pantai Kuta.‎ Kendati begitu, baju khas Kartini itu cukup menghambat pergerakan mereka di atas air.

Ainun Nikmah, salah satu surfer yang ikut berselancar menuturkan, meski tak terlalu maksimal di atas air, namun ia mengaku cukup senang bisa bergaya dengan pakaian khas tradisional Indonesia.

“Tidak terlalu leluasa surfing menggunakan kebaya. Tapi cukup senang bisa surfing menggunakan baju khas Indonesia,” ujarnya, Kamis (20/4).

Meski cukup kesulitan, namun Ainun mengaku cukup tertantang dengan kegiatan tersebut. “Cukup menantang. Tadi waktu mau naik ke papan roknya agak naik-naik gitu. Cukup sulit tapi seru,” katanya.‎

Ainun berharap kegiatan surfing mengenakan kebaya mampu menarik minat kaum perempuan untuk mencintai olahraga ini.

Menurut dia, meski olahraga ini lebih didominasi kaum laki-laki, namun Ainun menegaskan jika perempuan juga tak kalah lincah bermain di atas ombak dengan papan surfing.‎

“Saya berharap semakin banyak perempuan yang mencintai olahraga ini. Meski mayoritas surfer itu lelaki, tetapi perempuan juga bisa menjadi surfer yang andal,” papar dia.

‎Penyelenggara acara tersebut, Piping menuturkan, kegiatan ini telah memasuki tahun ketujuh.‎ Sebagai destinasi wisata internasional, sangat tepat jika momentum hari Kartini dijadikan ajang untuk memperkenalkan pakaian khas Indonesia.

“Kenapa para surfer ini memakai kebaya, tentu kami ingin menunjukkan identitas baju khas negara kita, Indonesia. Ini tahun ketujuh penyelenggaraan ini digelar,” ucapnya.

Selain itu, Piping juga berharap kegiatan ini mampu membangkitkan gairah kaum perempuan untuk bangkit. Ia percaya perempuan bisa setangguh kaum laki-laki.‎

“Pastinya para Kartini ini mampu menunjukkan bahwa mereka lebih tangguh dibandingkan dengan Kartono,” tutur Piping berkelakar.

(Bobby Andalan)

Artikel ini ditulis oleh: