Sementara kata dia, olahraga yang cukup, manajemen stres yang baik, dan pola makan berbasis nabati terbukti sangat efektif untuk menurunkan risiko dari terjadinya gagal jantung.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar para ahli kesehatan sudah semestinya mengintegrasikan edukasi soal nutrisi dan olahraga dalam praktik klinisnya untuk mencegah dan merawat para pasiennya dari gagal jantung.

Gagal jantung merupakan suatu keadaan yang terjadi saat jantung gagal memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk mencukupi kebutuhan metabolisme padahal jantung dapat bekerja dengan baik hanya bila tekanan pengisian dinaikkan.

Gagal jantung juga merupakan suatu keadaan akhir (“end stage”) dari setiap penyakit jantung, termasuk aterosklerosis pada arteri koroner, infark miokardoum, kelainan katup jantung, maupun kelainan kongenital.

Survei Sample Regristration System (SRS) pada 2014 di Indonesia menunjukkan penyakit yang berhubungan dengan jantung menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke, yakni sebesar 12,9 persen.

Kemenkes mengimbau masyarakat agar melakukan cek kesehatan secara berkala, mengenyahkan asap rokok, rajin beraktifitas fisik, diet yang sehat dan seimbang, istirahat yang cukup, dan mengelola stres untuk mengendalikan faktor risiko penyakit jantung.

(Wisnu/Ant)