Oleh karena itu, menurut dia, metode “menyerang” amigdala menjadi langkah yang patut dicoba untuk memerangi kabar bohong yang kian marak.

“Dengan catatan, kita tidak menyalahkan apa yang diyakini sebelumnya. Karena kalau sudah menghakimi nilai-nilai yang dianut, orang yang terpapar hoaks malah akan defensif. Jadi dia tidak mau menerima informasi baru, tidak rasional, dan lebih ke emosional,” kata Roby.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Abdul Hamid