Petani memisahkan butiran padi usai panen di cibarusah, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/8). Musim kemarau panjang menjadi duka bagi sejumlah petani Jawa Barat. Hasil panen padi tahun ini anjlok. Tak hanya itu, pasokan air tambahan di wilayah tersebut sulit didapat, karena sumber mata air sangat minim. Sejak kemarau melanda beberapa bulan lalu, padi yang dihasilkan dua kuintal dari sepuluh petak sawah. Padahal di musim penghujan, sawah yang digarap bisa menghasilkan sembilan kuintal padi. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Bojonegoro, Aktual.com – Hasil panen sawah lokal di musim kemarau semakin menipis, harga beras di Kabupaten Bojonegoro diperkirakan bakal merangkak naik.

Nanang, pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro, memperkirakan kenaikan harga beras bisa mencapai Rp500 per kilogram. “Selama tanaman padi musim hujan belum panen,” kata dia, Sabtu (21/11).

Kondisi ini diperkirakannya akan berlangsung hingga 3-4 bulan. Sebab padi musim hujan lokal maupun di Tuban dan daerah lain di Jawa Timur baru panen saat itu.

Dituturkan dia, kenaikan harga terjadi pada semua jenis beras dalam sepekan terakhir. Mulai beras kualitas premium sampai beras jatah warga miskin (raskin). “Kenaikannya sekitar Rp200 per kilogram,” ujar Nanang.

Akibat kondisi itu, Nanang mengaku berhenti memasok beras kualitas premium ke Bulog Subdivre III Bojonegoro. Alasannya, harga beras kualitas premium di lapangan mencapai Rp9.000/kilogram.

“Ya saya berhenti memasok beras ke bulog, sebab harga pembelian beras kualitas premium Rp8.200 per kilogram,” ucapnya.

Di pasar setempat, juga di Pasar Kota, harga beras kualitas premium yang semula sekitar Rp8.800/kilogram, naik menjadi Rp9.000/kilogram. Harga beras jatah warga miskin, yang semula Rp7.000 per kilogram, naik menjadi Rp7.200 per kilogram.

Waris, juga pedagang beras, mengatakan harga beras kualitas super produksi Tuban dan Bojonegoro masih tetap stabil. “Dengan harga mulai Rp9.500 Rp10.500/kilogram,” ucap dia.

Kendati demikian dia juga mengaku sudah mulai kesulitan memperoleh beras panenan baru. Karena stok beras di penggilingan padi di daerah setempat dan Tuban sudah menipis.

Biasanya, dia bisa memperoleh beras rata-rata dari pedagang di pedesaan sekitar 8 ton per hari. Tapi sekarang rata-rata hanya mampu memperoleh berkisar 2-3 ton per hari.

Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas jagung. Sakip, seorang pedagang beras, menuturkan harga jagung naik cukup tajam sepekan terakhir. “Karena panen di kawasan hutan di Tuban dan Bojonegoro mulai menipis,” ujarnya.

Harga jagung putih yang biasanya Rp4.200 per kilogram naik menjadi Rp4.800 per kilogram dan jagung kuning yang biasanya Rp4.000 per kilogram, juga naik menjadi Rp4.400/kilogram.

“Permintaan jagung dari luar kota terus meningkat, sehingga saya kesulitan melayani, karena stok jagung semakin menipis,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh: