Menteri Kordinator Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan Puan Maharani (kiri) berbincang dengan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Anis Baswedan saat hadir dalam acara Rapat Koordinasi Implementasi UU No. 23 Tahun 2014 di Jakarta, Kamis (14/4/2016). Dalam rakor tersebut dibahas tentang kesiapan pengalihan wewenang pengelolaan pendidikan dari tingkat kabupaten hingga provinsi yang akan dilaksanakan 1 Oktober 2016 - 1 Januari 2017.

Jakarta, Aktual.com – Pemilu serantak tahun 2024 sudah semakin dekat. Koalisi prtai politik juga sudah terlihat dan sudah menyiapkan capres masing-masing. Namun sampai saat ini belum ada satupun capres dan koalisi yang mendeklarasikan pasangan capres-cawapres.

Kondisi ini membuat berbagai kemungkinan masih terus terjadi. Bahkan kemungkinan koalisi partai bisa berubah untuk melahirkan pasangan capres-cawapres yang bisa memenangkan konstestasi pemilihan presiden tahu. 2024 mendatang.

Bahkan isu pasangan Anies-Puan sempat mengemuka. Politikus Partai NasDem, Willy Aditya menanggapi Isu memasangkan Anies Baswedan – Puan Maharani dalam Pemilu 2024. Ia mengatakan bahwa alternatif tersebut cukup baik karena figur Puan Maharani sangat baik dalam perpolitikan di Indonesia.

“Survei Voxpopuli Research Center menunjukkan pasangan Ketua DPR RI Puan Maharani dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan unggul dalam simulasi tiga pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres), dengan elektabilitas sebesar 40,0 persen pada akhir tahun 2022 yang lalu.” Kata Willy Aditya

“Alternatif yang cukup baik, karena kita lihat bagaimana pun Puan sebagai seorang figur yang memiliki peran dalam perpolitikan kita, Ketua DPR, Pekerja partai yang luar biasa. Pernah menjadi tim juga dengan pak Anies di era Pemerintahan pak Jokowi,” ucapnya saat dihubungi, Jakarta, Senin (28/8).

Selain itu, ia menilai bahwa kedua pasangan tersebut dapat menyatukan dua kutub yang belakangan ini saling berbenturan.

“Keduanya bisa menjadi pasangan yang menyatukan dua kutub. Dengan begitu ada locus baru bagi pihak-pihak untuk duduk bersama menyelesaikan persoalan bangsa ini,” katanya.

Akan tetapi dalam hal ini, ia menilai mengatakan bahwa kriteria utama tetap dikembalikan kepada kehendak publik dan adanya kerelaan untuk saling dipimpin satu sama lain.

“Kriteria paling utama kan itu kehendak publik, dan kemudian yang paling penting kalau ada kerelaan yang saling dipimpin itu menjadi catatan penting dalam perpolitikan kita. itu yang menjadi adab yang sangat memberikan pesan baik kepada publik,” kata Willy.

Artikel ini ditulis oleh: