Suasana penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (8/11). Pada perdagangan hari ini berakhir memerah setelah kemarin berhasil mencetak rekor tertinggi. Bursa saham Tanah Air ditutup turun ke level 6.049,38 atau melemah 11,07 poin setara dengan 0,18%. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, dibuka menguat, namun kemudian masuk zona merah pasca-rilis data neraca perdagangan Januari 2019 yang defisit sebesar 1,16 miliar dolar AS.

“Defisit neraca perdagangan lebih tinggi dari konsensus analis,” kata analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji, Jumat (15/2).

Sebelumnya, IHSG dibuka menguat 5,8 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.425,81. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 1,46 poin atau 0,15 persen menjadi 1.002,24.

Pascapengumuman BPS tentang defisitnya neraca perdagangan, hingga pukul 10.10 WIB, IHSG melemah 29,82 poin (0,46 persen) ke posisi 6.390,2. Indeks LQ45 juga melemah 6,82 poin (0,68 persen) ke posisi 993,96.

Kendati demikian, ia menilai pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Wakil Perdana Menteri Liu He dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin di Beijing pada hari ini, bisa saja menjadi katalis positif bagi IHSG.

“Jika pertemuan tersebut berjalan dengan lancar, seyogyanya bisa menjadi katalis positif bagi indeks,” ujar Nafan.

Sementara itu, analis Indopremier Sekuritas Mino menilai IHSG akan cenderung melemah sepanjang hari dipengaruhi sentimen defisitnya neraca perdagangan Januari. Pertemuan pejabat China dan AS untuk negosiasi dagang, dianggap belum akan mampu mendorong IHSG kembali ke zona hijau.

Artikel ini ditulis oleh: