Karyawan penukaran mata uang asing menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. Rupiah ditutup terapresiasi tipis 0,02% atau 2 poin ke level Rp13.084 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.058 – Rp13.099 per dolar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Laju nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini malah mengalami apresiasi pasca suku bunga bank sentral AS, The Fed fund rate (FFR) dinaikan semalam sebesar 25 basis points (bps).

Berdasar data Bloomberg, USD terlihat melemah sebesar 33 poin atau 25 persen dibanding penutupan kemarin. Pada sesi penutupan kemarin, berada di posisi Rp13.364, dan saat dibuka USD melemah, 1 USD setara Rp13.316.

Menurut analis senior dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, kenaikan FFR ini memang sudah diantisipasi pelaku pasar. “Sehingga kenaikan FFR itu menjadi sentimen yang mengurangi ketidakpastian yang terjadi selama ini dan memberikan arah jelas bagi rupiah,” jelas dia, di Jakarta, Kamis (16/3).

Yang penting, kata dia, sepanjang tak dispekulasikan dengan memanfaatkan sentimen yang ada, maka seharusnya cenderung stabil dan pelemahan yang terjadi beberapa hari terakhir dapat dieliminir.

Meski begitu, kata dia, pelaku pasar tetap harus waspada. Pasalnya, laju rupiah sendiri masih rentan, selain pertemuan teh Fed, juga ada pertemuan Bank of England, dan juga hari ini akan ada rilis hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia terkait suku bunga acuan BI 7 Day Repo Rate.

“Makanya tetap waspadai potensi pelemahan rupiah. Kendati menguat, tapi kami perkirakan rupiah akan bergerak di rentang support di 13.382 dan level resisten bisa kembali ke 13.339,” ujar Reza.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid