Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj (kiri) didampingi Rais Syuriah PBNU KH. Ma’ruf Amin (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (27/8). PBNU melaporkan hasil Muktamar ke-33 NU, serta mendengarkan imbauan presiden agar warga NU tetap optimis dalam menghadapi gejolak perekonomian Indonesia yang sedang terpuruk. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/aww/15.

Tasikmalaya, Aktual.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Agil Siradj mengatakan peringatan Hari Santri Nasional merupakan momentum penguatan paham kebangsaan.

“Bagian dari spirit nasionalisme. Hubbul Wathan Minal Iman, harus digalakkan,” ujar Kiai Said Agil dalam pidatonya di acara apel Hari Santri Nasional di Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (22/10).

Said Aqil mengingatkan bahwa santri sejak dulu selalu memiliki peran dalam berbagai peristiwa perjuangan bangsa.

Sejak Kemerdekaan 1945, ketika menghadapi pemberontakan DI/TII, peristiwa 1965, 1983-84 ketika mempelopori penerimaan Pancasila sebagai asas tunggal, hingga Reformasi 1998, santri selalu terlibat berjuang.

Lebih jauh dia menyampaikan rasa syukur karena RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan sedang diproses di DPR RI. Hal itu, menurutnya, bagian dari perjuangan menjadikan negara Indonesia aman, makmur, berkepribadian, dan berakhlak.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid