Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kiri) didampingi Ketua MPR Zulkifli Hasan (kiri), Menteri PAN dan RB Yuddy Chrisnandi (kedua kanan) dan Plt Ketua KPK Taufiequrachman Ruki (kanan) berjalan bersama meninggalkan gedung Nusantara V seusai menghadiri Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/12). Konferensi Nasional tersebut bertujuan untuk mencari solusi dan mencegah tindak korupsi yang ada di Indonesia dan dalam rangka memperingati hari anti Korupsi yang jatuh pada 9 Desember mendatang. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pd/15.

Jakarta, Aktual.com — Anggota Komisi III DPR RI, Masinton Pasaribu menampik tudingan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang menyebut dirinya sebagai corong oknum tertentu.

Menurut Masinton, JK layaknya pejabat masa orde baru yang enggan dikritik kebenaran. Padahal menurutnya, sudah jadi rahasia umum wapres JK dinilai membuat kegaduhan menjadi sorotan media akhir-akhir ini.

Terakhir, kontroversi pertemuan keluarganya dengan Bos Freeport James R. Moffet atau Jim Bob.

“Jadi pernyataan itu mengingatkan saya pada rezim orde baru pasti diberikan stigma kalau mahasiswa ditunggangi. Padahal faktanya mahasiswa sampaikan kritik berdasarkan fakta-fakta menyarankan kebenaran. Apa yang saya utarakan bukan informasi terbaru. Semua udah terjadi di media,” ujar Masinton di Cikini, Jakarta, Rabu (23/12).

“Kalau yang saya sampaikan tanpa mengurangi rasa hormat saya pada JK sebagai senior dan negarawan, yang saya utarakan fakta dan informasi yang sudah disajikan pers ke publik,” sambungnya.

Politisi PDIP ini pun mengingatkan agar tak menjadikan jabatan sebagai alat perluasan bisnis. Menurut Masinton, kritik perlu disampaikan agar pengelolaan negara tak disalahgunakan.

“Saya ingatkan jangan ada konflik of interset dalam pengelolaan negara. Jangan gunakan otoritas jabatan digunakan untun perluas akses bisnis. Karena pada masa orde baru pernah terjadi. Pengaruh jabatan presiden Soeharto digunakan keluarga dan kroninya untuk perluas kepentingan bisnisnya. Itu dikritik orang dan sekarang masa reformasi nggak boleh lagi,”

“Bagi saya politik sebagai sikap perjuangan jadi walau kritik itu pahit harus dinyatakan agar pengelolaan negara kita benar,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: