Jakarta, Aktual.com —  Pasca pengumuman arah kebijakan The Fed pekan lalu, laju IHSG mampu mengalami kenaikan.  Pelaku pasar merespon positif penundaan kenaikan Fed rate, mengingat belum cukup kuatnya perekonomian AS.

Di awal perdagangan lalu, pelaku pasar kembali melanjutkan aksi belinya dan berimbas pada penguatan lanjutan IHSG. Meski terjadi penguatan, namun terlihat pada perdagangan intraday adanya penurunan ritme perdagangan di sesi kedua.

“Kami menilainya pelemahan yang terjadi disebabkan pelaku pasar yang menyadari bahwa rupiah masih terus mengalami pelemahan, imbas pembukaan bursa saham Eropa yang melemah, hingga pernyataan pesimistis dari para pejabat terkait perkembangan ekonomi Indonesia,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.

Pernyataan pesimis tersebut datang dari BI yang menyebutkan akan adanya risiko default terhadap utang luar negeri Indonesia pada sektor swasta non-bank. Dan Wapres JK yang akhirnya menyadari bahwa Indonesia sedang krisis dan membutuhkan tambahan pinjaman untuk membiayai anggaran negara dan untuk meredam krisis di sektor keuangan dan sektor riil.

Pada perdagangan Senin (21/9) IHSG diperkirakan Reza berada pada rentang support 4.348-4.365 dan resisten 4.408-4.428. Posisi IHSG rentan terjadinya pembalikan arah jika tidak didukung oleh sentimen yang ada, kecuali jika pelaku pasar masih mempertahankan aksi belinya.

“Kami masih berharap agar laju IHSG dapat bertahan di zona positifnya saat ini agar tidak berubah menjadi tren melemah,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka