Sampit, Aktual.com – Pemadaman kebakaran lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, mulai dilakukan lewat udara, karena lokasi kebakaran sulit dicapai melalui jalur darat maupun sungai.

Helikopter BNPB melakukan survei titik hotspot di Kecamatan Teluk Sampit, Minggu (10/9) pagi dan benar ada kebakaran lahan yang tidak bisa dijangkau Tim Posko Gabungan Kabupaten Kotim.

“Lokasi kebakaran tidak bisa operasi darat sehingga harus melalui operasi udara ‘water bombing’ karena apinya cukup besar dan asapnya sangat tebal,” kata Pelaksana Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotim, Muhammad Yusuf melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Sutoyo di Sampit, Minggu.

Berdasarkan pantauan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Kalimantan Tengah, melalui udara, terdapat empat titik kebakaran lahan yang cukup besar. Yakni tiga titik di Kecamatan Teluk Sampit dan satu titik di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

Lahan yang terbakar merupakan lahan kosong dan sebagian masih ada tegakan kayunya. Lokasi sangat jauh dari jalan umum, sehingga sulit dijangkau oleh tim gabungan di darat.

Helikopter yang dioperasikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), diberangkatkan dari Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya karena pantauan satelit tiga hari terakhir menunjukkan ada titik panas terpantau di Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur. Pantauan dari udara menunjukkan kebakaran cukup luas dan menimbulkan asap cukup tebal.

“Water bombing (bom air) mulai dilakukan karena berdasarkan laporan heli bell 412 khusus patroli, memang layak dilakukan “water bombing” karena tidak bisa dijangkau oleh operasi pemadaman darat karena jarak tempuh dari posko di Sampit ke titik hotspot kurang lebih tiga jam dan harus berjalan kaki. Tidak bisa menggunakan mobil dan sepeda motor,” kata Sutoyo.

Kebakaran lahan kembali terjadi di Kotawaringin Timur sehingga Satgas Karhutla makin waspada. Sabtu (9/9) sore hingga malam, tim gabungan bekerja keras memadamkan kebakaran lahan di Jalan Tjilik Riwut tidak jauh dari Bandara Haji Asan Sampit serta di Jalan Pelita Barat.

Hujan ringan sempat mengguyur Sampit pada Minggu siang. Namun curah hujannya yang rendah, diperkirakan belum benar-benar membuat tanah basah dan aman dari ancaman kebakaran lahan.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: