Jokowi WIEF (Foto: istimewa)
Jokowi WIEF (Foto: istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Ketua World Islam Economic Forum (WIEF), Tun Musa Hitam menyarankan pemerintah Indonesia untuk tidak mengikuti negara berkembang lain yang fokus menggenjot pertumbuhan ekonomi tak hanya di pusat kota.

“Dalam menjalankan strategi pertumbuhan ekonomi, banyak negara berkembang yang berkonsentrasi di pusat kota. Sehingga merka hanya memanfaatkan keuntungan yang sudah ada,” jelas Musa di acara WIEF ke-12 di JCC, Jakarta, Selasa (2/8).

Sejauh ini, kata Musa, konsep pembangunan pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang menggerakan pertumbuhan di luar kota. Atau menggerakan perekonomian melalui pinggiran atau desa-desa.

Apalagi, Indonesia juga mulai membangun infrastruktur yang ambisisus di dalam negeri maupun internasional. “Makanya, kami juga salah satunya memilih agenda di WEIF ini terkait desentralisasi,” ujar dia.

Jika pembangunan hanya terkonsentrasi di pusat kota, kata dia, akan menimbulkan banyak implikasi negatif. Salah satunya meledaknya migrasi ke kota yang mengakibatkan pertumbuhan populasi yang begitu cepat.

“Sehingga akan menimbulkan banyak tekanan yang pada akhirnya berujung pada konsekuensi yang harus ditanggung oleh infrastruktur. Sementara di daerah, akan mengalami penurunan perekonomian. Ini tentunya yang tidak diinginkan,” jelas Musa.

Selain itu, menurut Musa, Indonesia harus secepatnya memberdayakan bisnis akan datang dengan mengakui sektor swasta kecil atau besar. Apalagi di Indonesia ada sekitar 60 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi berkontribusi untuk tenaga kerja dan Produk Domestik Bruto (PDB).

“Dengan memikirkan semua itu, WIEF ingin menggali wacana untuk mengoptimalkan akses bisnis Indonesia dan teknologi untuk UMKM. Agar bermanfaat bagi Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan masuk kekuatan ekonomi 10 besar dengan populasi muslim yang terbesar,” pungkas Musa. (Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka