Jakarta, Aktual.com – Setelah pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) banyak melakukan aksi pemberantasan terhadap illegal fishing atau pencurian ikan, maka potensi sektor perikanan dan kelautan akan semakin kuat.

Apalagi berdasar data, setelah adanya program pemberantasan illegal fishing ekspor perikanan Indonesia juga semakin meningkat. Untuk itu, pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi penting.

“Dengan adanya aksi pemberantasan illegal fishing, sehingga akan lebih banyak masyarakat untuk bisa memanfaatkan potensi laut kita saat ini dan ke depannya. Karena memang stok ikan kita semakin banyak,” jelas Ketua Pengurus Harian Korps Alumni (Koral) AUP Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Korwil DKI Jakarta, Cahya Rustiadi, di Jakarta, ditulis Senin (24/10).

Untuk itu, kata dia, dibutuhkan SDM yang mumpuni untuk bisa mengelola potensi perikanan dan kelautan yang ada. Baik itu sektor industri perikanan, produksi perkapalan, sektor rumput laut dan sebagainya.

“Saat ini SDM perikanan memang masih minim. Padahal peluangnya sudah lebar, apalagi kita sebagai negara maritim. Dan kebijakan Ibu Menteri KKP (Susi Pudjiastuti) memungkinkan kita menjadi pengekspor ikan lebih banyak lagi,” jelas Cahya.

Sejauh ini, dia melanjutkan, berdasar data memang ekspor Indonesia menigkat setelah banyak aksi pemberantasan illegal fishing itu. Dan salah satu indikatornya, permintaan ekspor ikan dari beberapa negara juga melonjak.

“Kita ini kan salah satu pengekspor ikan. Dan setelah ada penegakan illegal logging, kita semakin banyak mengekspor ikan. Orang-orang dari Thailand, saat ini mulai meminta dikirim ikan dari kita lebih banyak lagi. Berarti selama ini mereka banyak mencuri ikan dari kita,” jelas Cahya seusai pelantikan Alumni STP Korwil dan Komisariat DKI Jakarta.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor perikanan Indonesia per Semester I 2016 mencapai US$ 2 miliar atau naik 4,3 persen dibanding periode yang sama di tahun 2015 lalu. Peningkatan ini terjadi sebagai hasil transisi atas moratorium yang dijalankan oleh KKP pada 2015 lalu.

Dia berharap, aksi pemberantasan llegal fishing ini semakin ditingkatkan lagi. Karena manfaatnya sangat besar, tak hanya dirasakan oleh pemerintah, tapi juga bagi nelayan secara langsung dan industri di sektor perikanan.

Apalagi Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, tentu saja harus bisa dimanfaatkan oleh masyarakatnya.

“Jadi kalau dihitung-hitung, garis pantai kita panjang sekali. Apalagi stok ikan kita juga terus meningkat. Kalau terus ditingkatkan, pasti akan menibgkatkan kesejahteraan kita,” tegasnya.

Apalagi memang anggota Koral DKI juga ada yang menjadi bagian dari tim pemberantasan illegal fishing itu. Jadi, tahu pasti kerja nyata pihak KKP dalam memberantas para pencuri ikan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.

“Seperti untuk kapal yang menjadi pengawas untuk memberantas illeag fishing banyak juga dari alumni (STP) ini. Dan sejak Januari ini, sudah ada 128 kapal pencuri ikan yang dimusnahkan pemerintah. Dan ada dari kita yang ikut memberantasnya,” papar Cahya.

Sementara itu, terkait pemanfaatan potensi kelautan, banyak SDM dari Koral STP ini yang terjun langsung dalam menciptakan lapangan kerja di sektor perikanan ini.

“Karena potensi saat ini di sektor perikanan dan kelautan yang semakin luas itu perlu didukung dengan SDM-SDM perikanan yang mumpuni,” pungkas Cahya.

 

*Bustomi

Artikel ini ditulis oleh: