Ilustrasi-- Nyeri leher. Penyakit arteri perifer dapat menyerang pembuluh darah tepi pada leher, ginjal, usus, dan kaki. (Pexels/Kindel Media)

Jakarta, aktual.com – Dokter spesialis bedah vaskular dan endovaskular dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dr. Ihza Fachriza Sp.B Subs.BVE (K) menyampaikan bahwa pemeriksaan pembuluh darah menggunakan ultrasonografi (USG) bisa membantu upaya untuk mendeteksi dini penyakit arteri perifer.

“Kalau pasien sudah punya faktor risiko sebaiknya sudah harus periksakan semua pembuluh darah, apalagi pernah stroke dan sakit jantung, pasti pembuluh darah lain plaknya sudah tebal-tebal, enggak ada salahnya check up,” kata dokter Ihza dalam diskusi daring mengenai penyakit arteri perifer yang diikuti di Jakarta, Rabu (10/7).

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini menyampaikan bahwa penyakit arteri perifer dapat menyerang pembuluh darah tepi yang ada pada leher, ginjal, usus, dan kaki.

Menurut dia, pemeriksaan USG pembuluh darah dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi aliran darah pada pembuluh darah ginjal, leher, sampai ujung kaki.

Berdasarkan hasil pemeriksaan itu, dokter bisa mengetahui ketebalan plak pada pembuluh darah serta mendiagnosis apakah pasien terserang penyakit arteri perifer, tersumbatnya aliran darah ke tungkai atau tangan akibat penyempitan pembuluh darah yang berasal dari jantung (arteri).

Selain orang yang pernah terserang penyakit jantung dan mengalami stroke, dokter Ihza mengatakan, orang dengan faktor risiko diabetes juga disarankan menjalani pemeriksaan USG pembuluh darah.

“Jadi, kalau sudah nyeri, pegal, apalagi ada diabetes, (sakit) jantung, sangat disarankan periksa pembuluh darah lain seperti kaki dan ginjal,” katanya.

Apabila hasil pemeriksaan USG menunjukkan adanya masalah pada pembuluh darah, maka dokter spesialis akan meresepkan obat-obatan serta pengaturan asupan nutrisi dan aktivitas olahraga yang diperlukan untuk mengontrol tekanan darah serta kadar gula dan kolesterol dalam darah.

Dokter Ihza menyampaikan bahwa pasien dengan penyakit arteri perifer yang merasakan nyeri terus menerus dapat memerlukan intervensi berupa pembedahan terbuka atau minimal invasif dengan endovaskular atau kateterisasi.

​​​​​​​”Sesuai indikasi tertentu, yang kita masih bisa lakukan tindakan kateterisasi atau di-balon, dipasang ring, atau kalau memang sudah terlalu berat kita enggak bisa paksakan, mungkin kita harus lakukan tindakan operasi terbuka untuk memperbaiki pembuluh darah,” ia menjelaskan.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain