Menteri ESDM Ignasius Jonan beserta Wakil Menteri Archandra Tahar resmi menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin jajaran Kementerian ESDM.

Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memaparkan hasil diskusi terkait rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

“Pada intinya kita berdiskusi. Yang selama ini saya pelajari, diskusi kita berada pada tataran peraturan, strategi dan termasuk Kebijakan Energi Nasional kita. Nah hari ini approachnya agak berbeda, bukan lagi berdialog apakah nuklir (dalam arti PLTN) yang selama ini pada PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 79 dalam Kebijakan Energi Nasional sebagai the last resource. Yang kita fokuskan apakah kita punya resources, teknologi, sumber daya manusianya?” jelas Arcandra di Jakarta.

Melalui keterangan tertulis yang diterima , Sabtu (4/11), diskusi ini membahas enam poin, yaitu ketersediaan, teknologi, sumber daya manusia, kesiapan masyarakat, bisnis proses serta komersialisasi.

“Dalam pengembangan PLTN ini harus diperhatikan beberapa, apakah ketersediaan bahan baku masih resource atau sudah reserve, untuk teknologi apakah sudah ada yang bisa mengembangkan thorium, juga sumber daya manusia, banyak hal yang harus dipertimbangkan,” kata Arcandra.

Selanjutnya Arcandra juga menjelaskan beberapa hal yang terungkap dalam diskusi antara lain pertama, ketersediaan potensi sumber daya di Bangka Belitung Thorium sebesar 120.000 ton, Uranium 24.000 ton, dan Unsur Tanah Jarang 7.000.000 ton.

Kedua, belum adanya teknologi yang proven (terbukti) untuk thorium, selama ini mayoritas teknologi untuk uranium. Terdapat 447 PLTN beroperasi di 31 negara, dan 61 negara sedang konstruksi. Perancis memiliki kapasitas terbesar (75 persen bauran energi), sedangkan saat ini Cina paling aktif konstruksi.

Selanjutnya, keekonomian harga nuklir masih diatas Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik nasional.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby