Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kedua kiri) bersama Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki (kanan), Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kedua kanan) dan Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan mengikuti rapat kerja dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/6). Rapat itu membahas APBN Perubahan tahun anggaran 2016. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah mengijinkan industri melakukan impor gas secara langsung dari produsen dalam rangka menekan harga gas nasional yang dirasa mahal dan menjadi keluhan oleh kalangan industri.

Sekretaris Kabinet (Seskab), Pramono Anung, mengatakan, pemberian ruang kepada industri ini dilakukan untuk mengimpor gas secara langsung karena di negara-negara Timur Tengah mengalami penurunan harga gas yang luar biasa.

“Rata-rata mereka harga gasnya adalah antara 3-3,5 dolar AS per mmbtu. Sehingga, dengan transportasi dan sebagainya mudah-mudahan bisa jatuh sekitar 4,5 dolar (per mmbtu),” kata Pram, sapaannya, dalam keterangan resmi di Dirjen Migas Kementerian ESDM, Rabu (25/1).

Seskab mengingatkan pihak industri agar tidak menggunakan perantara (middle man) dalam melakukan impor. Seskab juga menyampaikan agar harga gas bisa dikontrol, maka impor hanya diperbolehkan untuk industri-industri yang memang memerlukan.

“Itu diberlakukan izin oleh pemerintah, tidak dibuka ruang untuk terciptanya perantara. Kalau ini bisa dilakukan, kami meyakini harga gas akan bisa diturunkan,” pungkasnya.

(Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh: