Jakarta, Aktual.com — Pertumbuhan ekonomi pada 2016 ditargetkan pemerintah mencapai 5,5 persen, dengan asumsi dapat mengurangi tingkat kemiskinan menjadi 9-10 persen, dari target tahun ini 10,3 persen.

Begitu juga dengan angka pengangguran yang ditargetkan menurun -meski tidak signifikan- sebesar 5,6 persen, dari target tahun ini sekitar 5,2-5,5 persen.

Dengan demikian tingkat kesenjangan sosial -yang diukur dengan rasio gini- diharapkan pemerintah bisa berkurang pada 2016, yaitu 0,39 persen. Hal itu disampaikan dalam nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

“Tidak hanya jumlah kerja yang meningkat, tapi juga produktivitas, jika tidak terdapat kesenjangan antar komponen dan wilayah,” ujar Menteri Bappenas, Sofyan Djalil di BKPM Jakarta, Jumat (14/8).

Sejalan dengan target-target kesejahteraan tersebut, pemerintah menargetkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2 juta orang di 2016. Artinya, setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi akan menciptakan lapangan pekerjaan lebih dari 363 ribu.

“Sementara IPM (Indeks Pembangunan Manusia) ditetapkan sebesar 70,1 persen, naik dari tahun ini 69,4 persen,” pungkasnya.

Sebagai informasi, semakin rendah rasio gini menunjukan bahwa tingkat kesenjangan pendapatan golongan masyarakat kaya dan miskin semakin sempit. Sebaliknya, semakin tinggi IPM menujukan peningkatan kualitas SDM di Tanah Air.

Artikel ini ditulis oleh: