Jakarta, Aktual.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memilih Beijing, China untuk menjadi tujuan kunjungan kerjanya. Pemprov berniat akan mengadopsi sistem penataan kota dan transportasi Kota Beijing. .

“Sistem penataan kota dan transportasi Kota Beijing sangat pas untuk diterapkan di Jakarta. Karena punya banyak kesamaan‎, termasuk juga perilaku masyarakatnya,” kata Kepala Unit Pengelola Tekhnis (UPT) Perparkiran Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Sunardi Sinaga, Kamis (24/9).

‎Sunardi mengutarakan, pada 16-18 September 2015 lalu, Pemprov DKI mengirimkan tim dari Bappeda, PT Transjakarta dan Dishubtrans DKI untuk melakukan studi banding ke Kota Beijing. Selama di kota tersebut, tim yang beranggotakan 14 orang mempelajari sistem penataan kota dan transportasi.

“Konsep pola transportasi makro yang ada di Jakarta, sudah harus dilaksanakan dan konsisten. Karena pola transportasi makro di Kota Beijing, sudah diaplikasikan,” kata.

‎Menurut Sunardi, selama studi banding, setidaknya ada tiga hal yang dapat dipelajari dari Kota Beijing. Pertama, pengembangan transportasi massal Bus Rapid Transit (BRT), Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT). Kedua, sistem pembatasan lalu lintas melalui Electronic Road Pricing (ERP), law enforment, pengelolaan parkir dan three in one.

‎”Ketiga pengembangan kapasitas jaringan dan jalan. Seperti pelebaran jalan untuk menambah rasio jalan dari luas wilayah, penambahan jalan layang dan melebarkan pedestrian untuk pejalan kaki,” kata dia.

Sunardi melanjutkan, berdasarkan hasil studi banding di Kota Beijing, pengembangan kapasitas jaringan dan jalan bisa dengan membangun jalan-jalan tembus dari bawah tanah (underground)‎ di Jakarta. “Sebenarnya ada jalan-jalan kita yang bisa dijadikan jalan tembus dari bawah,” ujarnya.

Dia menambahkan, perbandingan rasio jalan dengan luas wilayah di Kota Beijing telah berkisar antara 10-15‎ persen. Sementara perbandingan rasio jalan dan luas wilayah di Ibukota rata-rata masih di bawah 10 persen. Sehingga tak sanggup menampung jumlah kendaraan bermotor yang mencapai puluhan juta unit.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu