Medan, Aktual.com – Puluhan pemuda Sumatera Utara yang tergabung dalam “Barisan Pemuda Antiasap” mendesak pemerintah agar secepatnya melakukan tindakan terhadap perusahan pembakar lahan yang menyebakan kabut asap.

Desakan itu disampaikan saat melakukan aksi damai di kampus Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan, Sabtu (24/10), menyikapi dampak kabut asap yang diakibatkan terbakarnya lahan di Riau, Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan.

“Pemerintah harus secepatnya mengambil tindakan. Jangan dibiarkan berlarur-larut, karena telah menyebabkan kerugian bagi masyarakat,” kata Koordinator aksi Doni Latuperisa dalam orasinya.

Ia mengatakan, fenomena kabut asap yang terjadi selama tiga bulan terakhir di kawasan Sumatera dan Kalimantan bukanlah sesuatu yang baru.

Untuk Sumatera, persoalan asap merupakan bencana yang merupakan persoalan akut yang telah terjadi sejak 18 tahun terakhir tanpa ada jalan keluar yang cukup memadai hingga kini.

Kelambanan pemerintah dalam menyikapi bencana asap itu juga terlihat dari rendahnya respon pemerintah dalam menghentikan dan mengurangi dampak bencana yang berbuah pada kabut asap.

Lambannya penanganan juga sangat terlihat meskipun BNPB sudah melansir data hampir seribu titik api sejak Januari 2015 hingga saat ini.

“Kelambanan pemerintah ini telah menyebabkan keakutan persoalan asap di Indonesia khususnya Sumatera Utara,” katanya.

Ia mengatakan, asap bukan hanya mengganggu pandangan mata, tetapi juga telah menelan korban akibat semakin berkepanjangan bencana asap di negeri ini yang sepertinya belum dapat diseleaikan pemerintah.

Bukan tidak mungkin akan menimbulkan penyakit akut turunan lainnya akibat asap tersebut.

“Atas dasar itu kami mendesak pemerintah secepatnya mengambil tindakan terhadap perusahan pembakar lahan tanpa pandang bulu,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: