Marco Rubio (kiri) dan Mike Waltz (kanan) - foto Bridget Bennett/Bloomberg/Tom Williams/Getty Images

Washington DC, Aktual.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberhentikan penasihat keamanan nasional Mike Waltz, dan menggantikannya dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio. Waltz sendiri ditunjuk sebagai Duta Besar AS di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dilansir dari CBS News, Trump mengumumkan pergantian itu di akun media sosialnya, Truth Social. Namun belum diketahui, apakah wakil Waltz, yakni Alex Wong tetap bertahan sebagai wakil penasihat keamanan nasional, atau tidak.

”Dengan gembira saya umumkan bahwa saya akan mencalonkan Mike Waltz untuk menjadi Duta Besar AS untuk PBB,” tulis Trump . ”Sejak bertugas di medan perang, di Kongres, dan sebagai Penasihat Keamanan Nasional, Mike Waltz telah bekerja keras untuk mengutamakan Kepentingan Bangsa kita. Saya tahu ia akan melakukan hal yang sama dalam peran barunya. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marco Rubio akan menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional, sambil melanjutkan kepemimpinannya yang kuat di Departemen Luar Negeri,” jelas Trump.

Waltz sendiri di media sosial X menulis, ”Saya merasa sangat terhormat untuk melanjutkan pengabdian saya kepada Presiden Trump dan negara kita yang hebat.”

Beberapa sumber anonim menyebutkan kalau keputusan untuk mencalonkan Waltz sebagai duta besar PBB diambil di menit-menit terakhir. Trump memutuskan pada Kamis pagi (1/5), kata beberapa sumber, tetapi sebelumnya telah ada diskusi tentang pemindahan Waltz dari NSC (National Security Council)
Usai pengumuman Trump, pada Kamis siang (1/5) Rubio dan Waltz langsung mengadakan pertemuan untuk membahas transisi jabatan, menurut beberapa sumber kepada CBS News. Tidak jelas, bahkan bagi beberapa penasihat senior di Departemen Luar Negeri dan Gedung Putih, kapan tepatnya Rubio akan mengambil alih jabatan sebagai penasihat keamanan nasional sementara.

Sementara itu, masih menurut sumber, Wakil Menteri Luar Negeri Christopher Landau sama sekali tidak diberitahu sebelum berita itu tersiar bahwa Waltz akan meninggalkan NSC, dan lingkaran orang yang mengetahui Waltz akan keluar sangat kecil.

Beberapa sumber anonim juga mengungkapkan kenapa Trump ”memecat” Waltz, ada sejumlah faktor diantaranya Trump menganggap bahwa Waltz tidak memeriksa staf NSC secara memadai, ,dan kurangnya kecocokan antara Waltz dan tim senior. Termasuk bocornya pembicaraan sensitif para anggota dewan keamanan nasional terkait rincian serangan ke Yaman. Namun demi menghormati Waltz, Trump memberinya jabatan baru yang penting.

Untuk diketahui, pada Maret lalu, Waltz menjadi sorotan setelah ia menyusun grup obrolan di platform Signal, dan secara keliru menyertakan Jeffrey Goldberg dari The Atlantic, yang mengungkap diskusi dengan pejabat tinggi keamanan nasional tentang rencana serangan militer terhadap target Houthi di Yaman.

Goldberg menerbitkan akunnya, dan ia awalnya menghilangkan rincian operasional, tetapi setelah Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard dan Direktur CIA John Ratcliffe membantah adanya informasi rahasia yang dibagikan dalam obrolan tersebut, Goldberg akhirnya menerbitkan informasi tersebut, yang mencakup waktu serangan dan paket senjata yang digunakan.

Waltz akhirnya mengakui keaslian laporan tersebut, dan para pejabat Gedung Putih meminta supaya Waltz mengundurkan diri, hingga akhirnya Presiden Trump ”mencopotnya”.

Dalam wawancara dengan Fox News, Waltz mengakui dirinya yang membuat grup di Signal tersebut, meskipun ia mengklaim tidak mengenal Goldberg. ”Saya bertanggung jawab penuh. Saya yang membentuk grup itu,” ujar Waltz.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain