Jakarta, Aktual.com — Bidang ilmu pengetahuan Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain, seperti Amerika, Tiongkok, Jepang, dan Israel, kata peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Jorga Ibrahim.

“Guna mengejar ketertinggalan di berbagai bidang ilmu pengetahuan, salah satunya diperlukan minat tinggi masyarakat, terutama minat generasi muda pada pengetahuan,” katanya di Magelang, Sabtu (1/8).

Ia mengatakan hal tersebut sebelum menjadi pembicara pada Public Lecture di arena International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) di Balairung Pancasila kompleks SMA Taruna Nusantara Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

“Saya mencoba menggerakkan kaum muda agar berminat pada bidang ilmu pengetahuan. Menggugah anak-anak SMA supaya punya minat untuk mengejar keterlambatan level keilmuan kita dari negara-negara maju,” katanya.

Ia menuturkan dengan menekuni bidang ilmu pengetahuan, tidak serta merta langsung membawa dampak dan keuntungan ekonomi pada diri seseorang. Manfaat ekonomi dari bidang ilmu pengetahuan bisa muncul dalam waktu yang cukup lama.

Ia mengatakan sering manusia tidak sabar menunggu munculnya manfaat ekonomi itu, sehingga kurang berminat pada ilmu pengetahuan. Atas dasar itu, seseorang lebih memilih bidang yang lebih mudah menghasilkan manfaat ekonomi.

“Mestinya kita mengubah cara pandang dengan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai kebudayaan. Seperti yang terjadi di Israel, mereka menempatkan ilmu pengetahuan sebagai bagian dari kehidupan sehingga ilmu pengetahuan lebih maju,” katanya.

Di tingkat Asia, katanya, bidang keilmuan Indonesia tertinggal dari Singapura, Jepang, dan Tiongkok. Di Timur Tengah ada Israel dengan level keilmuan yang lebih maju. Ada pula negara dengan ilmu pengetahuan maju, seperti Eropa dan Amerika.

Negara-negara maju, katanya, selalu menempatkan ilmu pengetahuan sebagai kebudayaan dan menjadi bagian dari kehidupan.

Menyinggung anak-anak Indonesia yang mendapat medali dari sejumlah olimpiade internasional bidang ilmu pengetahuan, dia mengatakan hal itu bisa menjadi stimulus yang baik agar anak-anak muda mempunyai minat pada ilmu pengetahuan.

Namun, kata ia, untuk mendorongnya agar menekuni ilmu pengetahuan menjadi kehormatan dan martabat bangsa, dirasa masih berat.

“Tidak bisa santai untuk mengejar ketinggalan tersebut. Perlu waktu lebih dari 20 tahun untuk mengejar ketertinggalan. Jangan anggap ini sesuatu yang sepele. Kita harus menempatkan pengetahuan sebagai kebudayaan agar bangsa ini lebih terhormat,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: