Warga berdoa saat pemukimannya akan dibongkar oleh petugas di Kampung Luar Batang, Jakarta, Senin (11/4/2016). Pemprov DKI Jakarta membongkar sebanyak 853 bangunan di kawasan tersebut dalam rangka revitalisasi kawasan wisata Sunda Kelapa, Museum Bahari, dan kawasan Luar Batang.

Jakarta, Aktual.com – Saat terjadinya bentrokan antara Warga Pasar Ikan dan aparat keamanan, sebanyak 17 warga ditahan oleh pihak keamanan, termasuk seorang aktivis sosial, Ratna Sarumpaet.

Hal tersebut dituturkan oleh saksi mata yang merekam kejadian tersebut dari kedua matanya, Upi Yunita.

“Ada 17 orang yang ditahan. Saya diamankan di mushola, kak Ratna di mobilnya. Kalau yang lain di mobil sekolah,” ucapnya kepada Aktual.com, Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (11/4).

Penangkapan tersebut, tambah Upi, karena ia bersama warga lainnya dituduh sebagai provokator yang memancing kemarahan warga untuk melawan aparat.

“Warga itu marah karena saya dan kak Ratna ditahan, bukan karena provokasi,” sanggah dia heran atas tuduhan aparat.

Penangkapan tersebut bermula, pada pukul 07:00 WIB, Ratna memberikan paparan yang isinya warga meminta penangguhan penggusuran. Saat proses dialog antara warga dan aparat tersebut, warga memasang barikade yang terdiri dari ibu-ibu.

“Warga Pasar Ikan keluar. Mereka menggelar shalawat sambil kita berdialog dengan Camat,” tambah dia.

Namun, kata Upi, sebelum dialog dimulai, Ratna justru langsung ditahan oleh empat orang petugas.

“Sebelum dialog, kak Ratna ditarik sama dua polwan sama provost,” katanya.

Lanjut Upi, dari 17 warga yang ditahan saat terjadi bentrokan, baru empat orang yang sudah dibebaskan. Sedangkan Ratna sendiri masih ditahan di mobilnya sendiri dengan dikawal dua mobil aparat.

“Dia katanya baik-baik saja. Ada banyak provost. Di situ ada tiga mobil, mobilnya kak Ratna di tengah,” ucapnya menjelaskan.

Lebih lanjut, akibat bentrokan tersebut, satu orang ibu-ibu mengalami pingsan akibat terinjak-injak kerumunan massa.

Artikel ini ditulis oleh: