Jakarta, Aktual.co — Sebuah negara bisa dikatakan sebagai negara besar dapat dilihat dari tiga indikator. Ketiga indikator tersebut ialah kesejahteraan ekonomi yang merata, sistem pertahanan dan keamana (alusista) yang mumpuni, serta prestasi olahraga yang baik.

Jika melihat Indonesia, terutama dari aspek olahraga, tentunya tanah air kita ini belum bisa dikatakan sebagai negara besar. Pasalnya, apabila kita melihat ‘political will’ dari pemerintah, dapat disimpulkan bahwa olahraga tidak menjadi aspek yang diperhatikan.

Satu contoh yang nyata terjadi di Indonesia adalah besaran anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk urusan olahraga. Untuk pembinaan olahraga pamerintah pusat hanya menganggarkan sebesar 0,02 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Lain hal negara-negara Asia lainnya. Sebut saja Malaysia, Tiongkok, bahkah Singapura. Mereka paling tidak mengalokasikan dana untuk olahraga sebesar tiga persen dari APBN mereka.

Menurut Sekretaris Jenderak Pengurus Besar Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PB PORAEROSI), Ganjar Razuni, satu kelemahan yang tidak dimiliki oleh pemerintah Indonesia demi kemajuan olahraga adalah semangat untuk berolahraga itu sendiri.

“Kalau hanya sekedar menjalankan, ya seperti sekarang jadinya. Tidak ada kemajuan. Pemerintah harus lebih memperhatikan baik infrastruktur pembinaan maupun prestasinya,” tegas Ganjar kepada Aktual.co di Jakarta, Kamis (23/10).

Aspek pemuda dan olahraga seharusnya juga menjadi konsep berpikir ‘Revolusi Mental’ yang diusung oleh Presiden Joko Widodo. Salah satu bidang yang bisa mengimplementasikan gagagasn tersebut ialah aspek pemuda dan berolahraga.

Jika ‘Revolusi Mental’ lewat pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar, tingkat pertama, menengah hingga universitas, akan menjadi subjek utama. Melihat tingkatan unversitas, pastinya diisi oleh para pemuda-pemudi bangsa. Begitu juga dengan olahraga, para atlet-atlet yang berjuang mengharumkan nama besar bangsa, secara garis besar diisi juga oleh pemuda-pemudi bangsa ini.

Bagaimana bisa jika aspek pemuda dan olahraga tidak dipikirkan untuk menjadi suatu bagian penting dari ‘Revolusi Mental’ bapak Presiden kita yang baru.

“Mulai dari sistem manajemen, sarana pra-saran, sistem anggaran, regulasi-regulasi, sistem latihan sampai kepada hubungan internasional, harus dipikirkan dan diolah oleh menteri baru nantinya,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: