Jakarta, Aktual.com — Setiap tahun pemerintah menerbitkan logo peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia. Begitu pula, menjelang Peringatan 70 Tahun Kemerdekaan RI, pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk pertama kalinya mengeluarkan logo resmi.

Logonya terdapat lingkaran berwarna merah di tengahnya tertulis “70TH”. Angka “7” tergambar kepala burung Garuda yang menjadi lambang negara dan angka “O” merupakan sayap Garuda.

Di atas lingkaran tertulis “Indonesia Merdeka” dan di bawah lingkaran tertulis “Ayo Kerja”.

Logo resmi itu diluncurkan dan ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo di Tugu Nol Kilometer di Kota Sabang, Aceh, pada tanggal 10 Maret lalu, sekaligus pencanangan Gerakan Ayo Kerja.

“Hari ini, saya berdiri di titik nol kilometer Indonesia. Titik ujung barat indonesia. Dari titik ini, saya ingin mengajak kita semua untuk membayangkan kembali indonesia,” kata Kepala Negara dalam sambutannya pada peresmian yang berlangsung pada hari Selasa itu dalam rangkaian kunjungan kerja di Aceh pada tanggal 9–10 Maret 2015.

Kunjungan kerja Jokowi di Aceh itu merupakan kunjungan kerja pertama setelah menjadi Presiden. Jokowi selama tiga tahun, sejak 1986 hingga 1989, pernah tinggal di Aceh di kaki Gunung Berapi Burni Telong, Bener Meriah, sebagai petugas survei jalan di PT Kertas Kraft Aceh (KKA) yang berkantor di Desa Jamuan, Kecamatan Nisam, Aceh Utara.

Pada peresmian logo itu, Presiden menceritakan soal Indonesia, soal kemerdekaa, dan mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk bekerja bagi kemajuan dan kemaslahatan bangsa serta kejayaan bangsa.

Indonesia bukan hanya masa lalu kita, melainkan juga hari ini dan masa depan kita. Indonesia adalah harapan kita, tempat kita berlindung di hari tua, tempat akhir menutup mata. Tempat kita untuk menaruh cita-cita dan sekaligus tempat untuk mewujudkannya. 70 tahun Indonesia Merdeka adalah rahmat yang tak ternilai dari Allah Yang Maha Kuasa.

“Kemerdekaan adalah anugerah terindah dari Tuhan Yang Maha Pemurah agar kita semua bisa membayangkan Indonesia masa depan, serta agar kita masih bisa memiliki harapan tentang Indonesia, tentang tumpah darah kita,” kata Kepala Negara.

Kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah kebebasan yang seluas-luasnya bagi kita semua untuk berani menggantungkan cita-cita setinggi langit untuk kejayaan Indonesia.

Kemerdekaan adalah kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk membuat semua harapan itu bisa menjadi kenyataan. Semua harapan tentang Indonesia itu hanya bisa dicapai dengan kerja.

Hanya melalui kerja, sebuah bangsa akan meraih kemakmuran dan kejayaannya. Hanya melalui kerja, bangsa Indonesia akan bisa membangun jiwa dan sekaligus membangun raganya untuk kejayaan Indonesia Raya. Hanya melalui kerja, Republik Indonesia akan dapat berdiri kokoh untuk selama lamanya dan mampu mewujudkan semua cita-cita mulia yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.

Ayo Kerja Kepala Negara juga menekankan bahwa “Ayo Kerja” bukanlah slogan semata, melainkan sebuah pergerakan. Pergerakan apa? Pergerakan seperti halnya yang perbah dibayangkan oleh presiden pertama RI Soekarno, Bapak Bangsa dan Proklamator Kemerdekaan RI. Bahwa pergerakan kita janganlah pergerakan yang keci-kecilan. Pergerakan kita haruslah pada hakikatnya suatu pergerakan yang ingin mengubah sama sekali sifat-sifat kita. Suatu pergerakan yang ingin menjebol kesakitan-kesakitan sampai ke sumber-sumbernya, sampai ke akar-akarnya.

Kerja yang dimaksudkan bukanlah bukan semata-mata kerja biasa. Kerja dilakukan dengan keinsafan akan kekuatan dari persatuan Indonesia. Kerja yang dilakukan dengan gotong royong. Gotong royong dari seluruh anak bangsa tanpa kecuali.

Gotong royong tidak hanya urusan rakyat, tetapi para pemimpinlah yang pertama dan terutama harus mampu memberikan contoh bergotong royong dalam kerja.

Tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia hari ini dan arah nasional, regional, dan global memerlukan upaya bersama yang menyiptakan seluruh rakyat Indonesia dan Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.

Gotong royong dalam kerja seharusnya menjadi jiwa Gerakan Perayaan 70 Tahun Kemerdekaan RI sehingga perayaan kemerdekaan itu benar-benar menjadi perayaan rakyat. Bangkit dalam kehidupannya sehari-hari.

“Saya memiliki keyakinan yang sama dengan Bung Karno bahwa pergerakan yang ingin kita bangun adalah pergerakan menjebol mentalitas bangsa yang masih berada dalam ketidakadilan, ketidakmerdekaan, ketertindasan, serta membangun sebuah mentalitas baru sebagai bangsa yang merdeka 100 persen,” kata Kepala Negara menegaskan.

Makna mendasar yang paling dasar dari kemerdekaan dan makna terdalam dari sebuah perubahan mental, dari sebuah revolusi mental.

Ayo kerja, sesungguhnya ada perwujudan praktis dari gerakan revolusi berpikir, revolusi pola pikir, revolusi karakter, dan revolusi mental.

Revolusi mental itu bukan hanya untuk rakyat, melainkan harus menjangkau dan mengikat para penyelenggara negara. Para penyelenggara negara memiliki tanggung jawab, memiliki moral, maupun konstitusional untuk bekerja jujur, untuk bekerja tanpa pamrih, untuk bekerja melayani rakyat secara paripurna.

Kepala Negara menyerukan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia bahwa pekerjaan belum selesai, belum apa-apa.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia pasti menghadapi tantangan dan persoalan-persoalan yang besar pula.

Bangsa Indonesia harus menyiapkan diri untuk menghadapi semua tantangan dengan kekuatan kita sendiri. Kini, sudah saatnya kita mengusahakan tekad, semangat, pikiran, perhatian untuk mengatasi berbagai tantangan dan persoalan-persoalan yang kita hadapi.

Indonesia bukan hanya tempat untuk kita menaruh harapan, melainkan Indonesia adalah medan perjuangan untuk mewujudkannya. Untuk itu, tugas kita bersama untuk bergerak membuat harapan bisa menjadi kenyataan.

Artikel ini ditulis oleh: