Jakarta, Aktual.com – Dalam khutbah Syech Dr Yusri Rushdy Masjid Al Asyraf Muqothom Cairo, Mesir pada tanggal 19 Agustus 2016/16 Dzulqadah 1437 mengatakan bahwa Rasulullah SAW hanya satu kali melakukan ibadah haji.

“Yaitu pada tahun 10 Hijriah setelah ‘am wufud pada tahun 9 Hijriah dan fathu Makkah pada tahun 8 hijriah, padahal ibadah haji telah disyariatkan beberapa tahun sebelumnya,” katanya.

Syech Yusri pun menambahkan mengapa nabi SAW menangguhkannya dan apa hikmahnya?

Pertama karena pada masa itu masih terjadi kebiasaan Nasie (mengulur atau mengubah penamaan bulan) dikalangan orang Arab dalam pelaksanaan haji, seringkali mereka datang ke tanah haram pada bulan safar dan menjadikannya sebagai bulan Muharram atau datang pada bulan Dzulhijjah dan menjadikannya sebagai bulan Dzulqa’dah dan begitu seterusnya.

sehingga ketika mereka sedang mereka yasa bulan untuk dijadikan waktu ibadah haji, Nabi SAW membiarkannya terlebih dahulu sampai betul-betul siklus waktunya sesuai dengan yang telah ditetapkan Allah SWT supaya tidak ada unsur-unsur lelucon dalam praktek ibadah haji,dan supaya moment haji bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah dan wukuf di arafah pada tanggal 9 Dzulhijah.

Sejak saat itu pelaksanaan haji terikat oleh waktu tertentu , tidak sembarang waktu seperti yang orang arab lakukan sebelumnya. Karena itu ketika Nabi SAW wukuf di Arafah beliau berkata:

إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ
“Sesungguhnya zaman telah kembali lagi semula sebagai mana kondisinya tatkala Allah menciptakan langit dan bumi”[HR Bukhari Muslim]

Kedua, Nabi SAW adalah pribadi yang sangat menyayangi umatnya sehingga dalam setiap penerapan hukum syariat beliau tidak pernah tergesa-gesa. Perubahan demi perubahan beliau lakukan secara bertahap supaya tidak berbenturan langsung dengan perbedaan tradisi masyarakat atau karakter arab yang sudah lama melekat sehingga dapat menyebabkan mereka kaget dan berpaling, karena tabiat manusia cenderung lari dari sesuatu yang dianggapnya aneh atau mengagetkan.

Ketiga,Nabi SAW melaksanakan haji di akhir hayatnya supaya terlebih dahulu diketahui oleh semua muslim di berbagai pelosok jazirah arabbah wanabi SAW akan berhaji pada tahun 10 hijriah sehingga mereka berencana untuk berangkat ketanah haram dapat bertemu, melihat dan mendengar khutbah dan nasihat beliau pada momen ibadah haji.

Itulah yang disebut haji wada dimana umat islam dari berbagai penjuru berkumpul bersama Nabi SAW dalam hitungan yang sangat besar yaitu 124.000 orang, dalam sejarah belum pernah terjadirombongan haji ke baitullah/ka’bah sebanyak hitungan tersebut dan pada saat itu semua orang yang berhaji bersama Nabi SAW berhak mendapat gelar sebagai sahabat Nabi SAW karena mereka beriman dan melihat nabi SAW secara langsung walau pun hanya sesaat.

Dari uraian tersebut berarti jumlah semua sahabat nabi SAW adalah sebanyak 124.000 mereka yang berkumpul bersama nabi pada haji wada’(haji perpisahan). disebut haji wada karena nabi SAW menyampaikan kata kata perpisahan dalam khutbahnya dengan ungkapan:

“لعلي لاألقاكم بعد عامي هذا”
“Barangkali Aku tidak dapat berjumpa/berkhotbah lagi dengan kamu sekalian setelah tahun haji sekarang ini”[HR Bukhari Muslim]

Dan ketika mendengar ungkapan tersebut,para sahabat pun menangis tersedu-sedu karena mereka memaknai ungkapan “barangkali” sebagai suatu kepastian bahwa Nabi SAW tidak akan berhaji ditahun yang akan datang sekaligus sebagai isyarat bahwa Nabi SAW akan segera menemui Allah SWT.(Deden Sajidin)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid