Dirut Perum Bulog Budi Waseso (kiri) bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kanan) meninjau pembongkaran beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Jumat (16/12)

Jakarta, Aktual.com – Ekonom Senior Bank Mandiri Faisal Rachman memproyeksikan bahwa penurunan harga pangan akan menyebabkan terjadinya deflasi bulanan (mtm) pada bulan Agustus 2023.

“Proyeksi kami menunjukkan bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada tanggal 23 Agustus akan mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,05 persen mtm dibandingkan kenaikan 0,21 persen mtm pada bulan Juli 2023,” kata Faisal melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (31/8).

Faisal menjelaskan penurunan inflasi bulanan terutama disebabkan oleh menurunnya harga pangan. Di samping itu, sektor transportasi juga diperkirakan akan mengalami deflasi bulanan di tengah normalisasi pascalibur sekolah.

Namun, diprediksi inflasi terhadap sektor pendidikan akan terus meningkat seiring dimulainya tahun ajaran baru. Adapun data resmi inflasi untuk 23 Agustus 2023 akan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 – 23 September 2023.

Kemudian untuk inflasi IHK secara tahunan (yoy) diperkirakan akan meningkat dari 3,08 persen yoy pada 23 Juli, menjadi 3,34 persen yoy pada 23 Agustus. Namun peningkatan ini terutama disebabkan oleh rendahnya base effect dari tahun sebelumnya.

Pada bulan Agustus tahun lalu, IHK mengalami deflasi bulanan, sebagian besar disebabkan oleh penurunan harga pangan akibat peningkatan pasokan pangan selama musim panen.

Lebih lanjut, Faisal memaparkan inflasi inti diperkirakan akan melanjutkan tren penurunannya, turun dari 2,43 persen yoy pada 23 Juli menjadi 2,33 persen yoy pada 23 Agustus. Namun demikian, secara bulanan, inflasi inti terlihat menguat dari 0,13 persen mtm di bulan Juli menjadi 0,28 persen mtm di bulan Agustus 2023.

Meskipun inflasi tahunan diperkirakan meningkat, namun inflasi tersebut masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia sebesar 2 – 4 persen.

“Kami berpegang teguh pada pendirian kami bahwa inflasi tahunan akan terus menurun dan tetap berada dalam kisaran target yang ditetapkan hingga sisa tahun 2023,” jelas Faisal.

Faisal menuturkan proyeksinya didasarkan pada arah harga pangan yang terkendali dan pengaruh high base effect akibat penyesuaian harga bahan bakar bersubsidi di tahun sebelumnya.

Namun, menyadari adanya potensi tantangan yang ditimbulkan oleh fenomena El Nino, maka dampaknya terhadap inflasi pangan perlu diantisipasi secara cermat.

“Kami memperkirakan inflasi IHK akan mencapai 3,00 persen pada akhir tahun 2023 jika pemerintah mengelola harga pangan dan rantai pasokan secara efektif,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: A. Hilmi