Gedung Bank Indonesia
Gedung Bank Indonesia

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia memastikan sudah melakukan tiga intervensi (triple intervention) di pasar spot, pasar obligasi dan Domestik Non-Deliverable Forward (DNDF/pasar berjangka valas) pada Jumat untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang tertekan cukup dalam, setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait penaikkan kembali tarif perdagangan dengan China.

“Kami sudah intervensi di spot, pasar obligasi dan DNDF,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah, Jumat (2/8).

Pernyataan Nanang tersebut menanggapi upaya Bank Sentral untuk mengantisipasi depresiasi rupiah pada perdagangan akhir pekan ini. Pada pembukaan pasar di Jumat, nilai tukar rupiah di pasar spot bergerak melemah hingga 91 poin atau 0,65 persen menjadi Rp14.209 per dolar AS.

Di kurs tengah Bank Indonesia, kurs rupiah tertekan hingga Rp14.203 per dolar AS atau level terlemah sejak 20 Juni 2019.

Nanang menyebutkan pelemahan rupiah ini hanya sementara karena sentimen pelaku pasar menyikapi pernyataan Presiden Trump.

“Depresiasi timbul di pasar tapi ini hanya sementara, ‘ setelah rencana Trump memberlakukan tarif baru dalam perdagangan dengan China,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh: