Tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (kiri)-Sylviana Murni (kedua kiri), Basuki Tjahaja Purnama (ketiga kiri)-Djarot Saiful Hidayat (ketiga kanan), Anies Baswedan (kedua kanan)-Sandiaga Uno (kanan) mengikuti Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1). Debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta kedua mengusung tema tentang reformasi birokrasi, pelayanan publik, serta strategi penataan kawasan perkotaan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./kye/17

Jakarta,Aktual.Com-  Debat Pilgub DKI Jakarta jilid II ditutup dengan mendengarkan komitmen dari ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.

Masing-masing pasangan calon diminta komitmennya terkait penguatan birokrasi selama lima tahun ke depan apabila terpilih.

Calon nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menegaskan komitmennya untuk membangun birokrasi yang bersih dan transparan.

Selain itu, pihaknya juga akan meningkatkan hasrat melayani dan empati para pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemprov DKI.

Menurut terdakwa kasus penodaan agama ini, sebagai pejabat publik, dirinya menekankan bahwa rakyat adalah bos dan pihaknya wajib melayani.

“Hasrat empati dan melayani rakyat, karena rakyat bos kami, kami adalah pelayan,” kata Ahok dalam debat jilid II di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (27/1).

Ahok yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat mengklaim telah membersihkan pegawai-pegawainya yang meningkari sumbah jabatan ketika dilantik.

Ia bersama Djarot sangat yakin PNS yang masih muda dan bersih bisa menempati posisi terbaiknya.

Lebih lanjut, Ahok berjanji akan mempertahankan meritokrasi dan proses seleksi dengan lelang terbuka dalam pengangkatan Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Yaitu terdiri Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Saat itu lah birokrasi kita akan sejajar dengan dunia,” tandasnya.

Pewarta : Fadlan Butho

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs