Jakarta, Aktual.com — Bank-bank selama ini sangat tergantung dari interest rate. Sehingga mereka menjadi suka dengan suku bunga tinggi, kendati suku bunga acuan perbankan (BI Rate) diturunkan.

Dengan suku bunga tinggi, membuat keuntungan bank berlipat ganda. Namun sebaiknya ke depan, bank-bank jangan lagi tergantung kepada suku bunga melainkan lebih kreatif dengan mencari penghasilan dari fee base.

“Ini jadi tantangan perbankan. Bagaimana mereka bisa lebih efisien dengan menurunkan suku bunganya. Sehingga porsi suku bunga mestinya dapat diganti dengan porsi fee base,” kata analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Hendro Utomo, di Jakarta, Selasa (16/2).

Dengan kondisi suku bunga tinggi saat ini, Indonesia susah bersaing dengan negara tetangga. Soalnya, di negara-negara tetangga suku bunganya relatif rendah. Padahal BI Rate sudah diturunkan jadi 7,25 persen dan berpotensi jadi 7 persen.

“Maka wajar pemerintan berharap industri perbankan mau menurunkan suku bunga pinjamannya. Karena dengan bank gencar mengucurkan suku bunganya itu maka bank sendiri akan dapat terus bertumbuh. Dan berdampak positif pada perekonomian,” paparnya.

Saat ini, kata dia, persoalan efisiensi menjadi masalah besar perbankan nasional. Indikator tidak efisiennya terlihat dari tingginya biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) di perbankan dibanding negara lain.

“Ini jadi tantangan bank-bank kita agar lebih efisien. Karena bank yang melakukan transactional bank itu masih sedikit. Didominasi oleh bank-bank besar. Sementara bank yang 120 itu masih harus dipikirkan industri,” terang dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka