Jakarta, Aktual.com – Dampak kondisi perekonomian global yang masih mengalami perlambatan ekonomi, akan berpengaruh kondisi keuangan Indonesia. Pemerintah diharapkan tidak lagi mengandalkan dana-dana dari asing untuk pembangunan infrastruktur.

Dengan kondisi perekonomian global demikian, instrumen investasi di Indonesia harus lebih variatif termasuk dari pemerintah daerah. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap Pemda kian cepat merilis obilgasi atau surat utang daerah.

“Sebenarnya, perlu bagi daerah-daerah untuk menerbitkan municipal bond (obligasi) di tengah ketidakpastian ekonomi global yang memungkinkan adanya keterbatasan pendanaan pembangunan di daerah,” tutur Direktur BEI, Nicky Hogan di Jakarta, Senin (5/12).

Menurutnya, sejak beberapa tahun terakhir keinginan meneribitkan municipal bond oleh sejumlah Pemda sudah menunjukkan antusiasme yang tinggi. Hal itu tercermin dari adanya keinginan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kalimantan Timur hingga Riau untuk merilis obligasi daerah guna menggenjot pembangunan di daerahnya.

Namun demikian, rencana penerbitan obligasi daerah itu ternyata masih terganjal di tingkat pembahasan antara Pemda dan DPRD. Kata dia, parlemen daerah masih membahas terkait manfaat dan risiko dari rencana penggalangan dana melalui pasar modal tersebut.

“Jadi di sana (daerah), pemda masih terus membahas dengan legislatifnya untuk menerbitkan obligasi daerah tersebut,” kata dia.

Ditegaskan Nicky, sejauh ini BEI telah mendorong dan mengupayakan penerbitan obligasi daerah yang sejalan dengan upaya pendalaman pasar keuangan atau financial inclusion di daerahnya

“Jadi, kebutuhan pendanaan di daerah bisa juga melalui pasar modal dengan menerbitkan obligasi,” ucap Nicky.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad, sebelumnya menyebutkan bahwa rencana penerbitan municipal bond ini sudah memasuki fase koordinasi antara OJK dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Hal ini dilakukan terkait keinginan untuk memanfaatkan jasa auditor dari Kantor Akuntan Publik (KAP). Karena jika auditornya tak tepat, bisa mengganggu valuasi nilai surat utang tersebut.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid