Dia berkata: ” ambilah dan bayarlah ketukang roti itu”. Kemudian saya pun memberikan kepadanya, lalu tukang roti itu berkata, ” ini baru uang yang bagus”. Dia pun mengembalikan jubah dan sabukku, dan saya keluar lagi untuk menemui laki-laki tersebut, akan tetapi saya tidak menemukannya.

Saya sungguh bingung dalam hal ini, hingga akhirnya saya masuk masjid pada hari jum’at lalu saya masuk ke maqsyurah (mihrab) di tiang sebelah timur, lalu saya pun shalat tahiyat almasjid dua rakaat. Tiba-tiba laki-laki itu sudah berada di sampingku dan saya pun memberi salam kepadanya.

Dan dia pun tersenyum lalu berkata: ” wahai Ali, kamu ketika itu berkata, seandainya saja saya punya makanan, maka saya akan memberikannya kepada mereka yang sedang kelaparan, apakah kamu merasa lebih dermawan daripada Allah Swt kepada makhlukNya, seandainya saja Allah Swt menghendaki maka Allah Swt akan memberikan rasa kenyang kepada mereka.

Allah Swt adalah Dzat yang Maha Tahu tentang apa yang menjadi kemaslahatan mereka… Lalu saya pun bertanya: “wahai tuanku, demi Allah Swt siapakah anda ini? lalu dia menjawab: ” saya adalah Ahmad Al Khidr ketika itu saya ada di Cina, kemudian dikatakan kepadaku: ” Temui Ali seorang waliKu di Tunis, kemudian saya pun bergegas untuk menemuimu. Ketika setelah selesai shalat jumat, saya pun mencarinya, akan tetapi saya tidak menemukannya.

Sayyidi Ahmad bin Athaaillah As Sakandari Ra didalam kitab (Lathaif al Minan) berkata: ” bahwa sesungguhnya syekh Abu Al Hasan As Syadzuliy tidaklah masuk kepada thariqah (jalan menuju Allah Swt), hingga dirinya dianggap oleh para ulama pada cabang ilmu yang bermacam-macam. WallahuA’lam.

Laporan: Abdullah Alyusriy

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid