U.S. President Barack Obama hosts a 10-nation Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) summit in Rancho Mirage, California February 15, 2016. Obama will press leaders from Southeast Asia to boost trade and back a common stance on the South China Sea. REUTERS/Mike Blake TPX IMAGES OF THE DAY *** Local Caption *** Presiden Amerika Serikat Barack Obama menjadi tuan rumah pertemuan 10 negara ASEAN di Rancho Mirage, California, Senin (15/2). Obama akan mendesak pemimpin dari Asia Tenggara untuk mendorong perdagangan dan kembali ke posisi bersama di Laut Cina Selatan. ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Blake/cfo/16

Sunnylands, Aktual.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan perlunya kestabilan pemerintahan untuk memerangi terorisme, sekaligus menekan jumlah warga negara yang ikut berperang bersama teroris di manca negara (Foreign Terorist Fighters/FTF).

Hal itu disampaikan Presiden dalam salah satu sesi Retreat II Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AS-ASEAN yang dilaksanakan pada Selasa (16/2) pagi waktu setempat atau Rabu (17/2) dini hari waktu Jakarta.

“Dapat ditarik pelajaran bahwa untuk memerangi terorisme dan mengurangi FTF diperlukan kestabilan politik, pemerintah yang demokratis, serta tidak dalam pendudukan asing,” kata Presiden.

Presiden mengemukakan bahwa hampir semua negara menghadapi masalah yang sama, dimana ada warga negaranya yang bergabung dengan FTF.

Ia menambahkan, jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Suriah sebanyak 329 orang.

“Ini jumlah yang relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta,” katanya.

Berdasarkan analisis media, faktor utama relatif kecilnya penduduk Indonesia yang bergabung FTF adalah karena Indonesia tidak memiliki pemerintah yang represif, tidak dalam pendudukan, serta kondisi politik yang relatif stabil.

Presiden juga menyampaikan gagasannya untuk memanfaatkan media sosial dalam menghadapi ekstremis dan teroris.

Hal ini didasarkan pada fakta bahwa penyebaran paham ekstremis dan ajakan bergabung dengan FTF banyak dilakukan melalui media sosial.

“Oleh karena itu, kita harus bekerja sama dengan media sosial dalam menyebarkan perdamaian dan toleransi sebagai ‘counter’ narasi,” kata Presiden.

Inilah yang menurut Presiden juga akan disampaikannya saat berkunjung ke Silicon Valley, yakni `Indonesia Digital Initiative: Empowering Leaders of Peace.

“Saya mengajak agar Yang Mulia berkenan bergabung dengan saya untuk memperbanyak narasi melalui media sosial mengenai moderasi, toleransi, dan perdamaian,” ajak Presiden Jokowi.

Pernyataan itu sekaligus menutup sambutan pembuka sesi pembahasan terorisme dalam KTT ASEAN-AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara