Jakarta, Aktual.co — Pemerintah secara resmi memperkirakan bahwa Qatar bisa mengalami defisit anggaran pertama dalam 15 tahun pada 2016.
Data Kementerian Perencanaan Pembangunan dan Statistik juga menunjukkan bahwa perekonomian negara Teluk yang kaya energi itu akan tumbuh sebesar 7,3 persen pada tahun depan.
Angka ini turun dari perkiraan sebelumnya 7,7 persen, tetapi masih di atas pertumbuhan pada 2014 yang hanya sedikit lebih besar dari enam persen. Angka-angka dimuat di situs kementerian.
Pada 2016, Qatar diperkirakan akan mengalami defisit fiskal sebesar 4,9 persen dari PDB, kementerian mengatakan, dan 3,7 persen pada tahun berikutnya.
Namun, pemerintah mengatakan akan melanjutkan program investasi yang besar menjelang jadi tuan rumah Piala Dunia sepak bola pada 2022, meskipun diperkirakan mengalami defisit.
“Penurunan harga minyak yang dimulai pada Juni 2014 tidak diantisipasi,” kata Dr Saleh Al-Nabit, Menteri Perencanaan Pembangunan dan Statistik.
“Jika mereka bertahan, harga minyak yang lebih rendah akan mempersempit bantalan fiskal pemerintah tapi cadangan keuangan kami akan memberikan penyangga yang cukup.”
“Rencana belanja modal penting akan dilanjutkan.” Doha diperkirakan akan menghabiskan sekitar 200 miliar dolar AS (180 miliar euro) pada proyek infrastruktur selama dekade berikutnya.
Ini termasuk sistem metro baru, pelabuhan baru, dan bahkan kota baru di utara ibukota Doha.
Tuan rumah Piala Dunia 2022 kontroversial ini, telah lama dikritik atas hak azasi manusia dan klaim korupsi, telah semakin diawasi dalam beberapa minggu terakhir.
Menyusul penangkapan beberapa pejabat FIFA di Zurich, otoritas peradilan Swiss telah mengumumkan penyelidikan pemberian tuan rumah Piala Dunia 2022 sebagai bagian dari skandal korupsi.
Para pejabat yang mengawasi rencana untuk turnamen Piala Dunia mengatakan persiapan mereka tetap terpengaruh.
Artikel ini ditulis oleh:
Editor: Eka