Turki, Aktual.com – Kunjungan Perdana Menteri Turki Binali Yildirim ke Amerika Serikat pada 7-10 November dinilai tak menghasilkan terobosan mengenai penyelesaian masalah penting yang menjadi sengketa kedua negara itu.

Tapi kedua sekutu NATO tersebut sepakat untuk mencegah kemerosotan lebih jauh dalam hubungan bilateral mereka. “Tak ada kesepakatan nyata mengenai beberapa masalah yang telah meracuni hubungan bilateral, tapi pada tingkat praktis kami melihat kedua pihak ingin meningkatnakn komunikasi dan kontak lebih lanjut guna mencegah hubungan menjadi makin tegang,” kata Kepala Biro Hurriyet Daily News di Ankara Serkan Demirtas kepada Xinhua, Minggu (12/11).

“Saya kira ada keinginan meskipun mereka berbeda pendapat mengenai masalah utama agar hubungan mereka kembali ke jalur dan membuka saluran komunikasi untuk semua itu,” kata ahli urusan internasional itu, yang juga adalah pemerhati masalah pemerintah Turki.

Setelah pertikaian tersebut, Yildirim dan Wakil Presiden AS Mike Pence mengeluarkan pernyataan mengenai masa depan hubungan bilateral Turki-AS setelah pertemuan mereka, tapi tak ada terobosan yang diumumkan untuk menjernihkan keadaan.

Tak ada tanda bahwa AS setuju untuk mempertimbangkan pengekstradisian tokoh agama yang tinggal di AS, Fethullah Gulen yang dituduh oleh Ankara menjadi otak upaya kudeta pada Juli 2016, atau menghentikan dukungan untuk mempersenjatai gerilyawan Kurdi Suriah yang dipandang oleh Turki sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Turki, AS dan Uni Eropa memasukkan PKK ke dalam kelompok teroris.