Jakarta, Aktual.com — Kepala Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), Christine Lagarde menyerukan agar dunia bekerja sama untuk mengatasi tantangan ekonomi global yang meliputi pertumbuhan melambat, harga komoditas rendah dan potensi “pengetatan keuangan” oleh banyak pemerintah.

Dalam pidatonya di Frankfurt, Jerman, Lagarde mengatakan “pertumbuhan telah terlalu rendah dalam kurun waktu yang lama,” dilansir dari VOA, Rabu (6/4).

Dia memaparkan tantangan di berbagai negara, diantaranya membatasi pertumbuhan kekuatan dollar AS, investasi yang rendah dan meningkatnya angka pengangguran terutama di negara-negara zona euro. Selain itu, kombinasi pertumbuhan yang lemah dan inflasi yang tinggi sangat memukul perekonomian seperti apa yang terjadi pada negara Jepang.

Tapi hal lain yang menjadi sorotan Lagarde dan ia sebut sebagai ‘titik terang’. Yakni negara India mampu miningkatkan pertumbuhan dan pendapatannya. Sedangkan di Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam “berkinerja baik,” kata Lagarde.

Untuk menyebarkan pertumbuhan global, ia meminta setiap negara melakukan kerja sama dalam berbagai paket ekonomi.

Menurutnya AS harus meningkatkan upah minimum federal dan memberi keringanan pajak bagi yang berpenghasilan rendah. Sementara negara-negara eropa harus melakukan pelatihan kerja untuk membantu orang-orang muda mendapat pekerjaan yang cocok agar menekan pengangguran.

Lagarde juga mendorong negara-negara miskin dan negara yang bergantung pada ekspor komoditas untuk diversifikasi ekonomi mereka.

Dia mendorong semua pemerintah mengefisienkan belanja agar mampu berinvestasi dalam proyek-proyek infrastruktur yang sangat dibutuhkan dan proyek-proyek penelitian dan pengembangan yang sangat dapat meningkatkan output ekonomi di masa depan.

“Momentum pertumbuhan lemah, risiko yang mungkin meningkat, dan kepercayaan diri sangat kurang,” kata Lagarde.

“Sekarang adalah waktu untuk kepemimpinan. Dan sekarang adalah waktu untuk kerjasama,” serunya lagi.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Arbie Marwan