Jakarta, Aktual.com — Perusahaan asal Tiongkok menandatangani kontrak pembelian rumput laut Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan total kontrak senilai USD63 juta atau senilai Rp819 miliar (kurs Rp13 ribu per USD).

“Penandatanganan dilakukan dengan enam buyer, dan Ini adalah kontrak terbesar sejak tahun 2014,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishaq seusai penandatangan kontrak yang dirangkaikan dengan The 7th Meeting of The Asean Seaweed Industry Club (ASIC) yang dirangkaikan dengan Temu Usaha Rumput Laut Indonesia 2015 yang digelar di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (2/8).

Saat ini, kata Nus, pihaknya tengah menjalankan program “Buying Mission.” Melalui program tersebut, lanjutnya, para pembeli diberi berbagai kemudahan dalam menjalankan bisnisnya.

“Kita memfasilitasi para buyer, misalnya dengan memfasilitasi transportasi, maupun akomodasinya,” kata dia.

Ia menjelaskan bahwa saat ini Indonesia mampu menjadi pemasok utama rumput laut dunia dengan pangsa pasar mencapai 26,50 persen dari total permintaan dunia yang mencapai USD 1,09 miliar.

Pemerintah, kata dia, mengharapkan hingga tahun 2019 nilai ekspor rumput laut bisa menembus angka USD450 juta.

Sementara ekspor rumput laut untuk periode Januari hingga Mei 2015 tercatat mencapai USD75,73 juta.

“Sejauh ini kami melihat tren positif ekspor komoditi ini dalam lima tahun terakhir yang meningkat 11,06 persen,” terangnya.

Pihaknya mengapresiasi upaya Pemprov Sulsel dalam meningkatkan ekspor hingga tiga kali lipat, khususnya untuk komoditi rumput laut.

“Kami harapkan rumput laut mampu menopang ekspor komoditi kita,” katanya.

Sementara itu Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo yang turut menyaksikan penandatanganan kontrak tersebut menyatakan komitmennya dalam mendukung petani dan pengusaha di bidang rumput laut.

“Saya berkomitmen untuk menjaga produksi rumput laut Sulsel dan akan melakukan penanaman rumput laut sepanjang 600 km,” kata gubernur.

Enam perusahaan yang menandatangani kontrak pembelian tersebut, diantaranya Green Fresh (Fujian) Foodstuff (Cina), Fujian Province LVQI Food Colloid (Cina), dan Xiamen DSC Import and Export Co., Ltd.

Sementara penyedia dari Indonesia, antara lain PT. Ryka Rayhan, PT. Phoenix Jaya, dan Koperasi Agroniaga.

Artikel ini ditulis oleh: