Pakar telematika dari Institut Teknologi Bandung, Hermansyah, membeberkan bahwa pelaku penyebar blog baladacintarizieq ternyata berada di Indonesia. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Ketua Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia (MRI), Yudi Syamhudi Suyuti merespon positif peringatan yang diucapkan oleh Habib Rizieq Shihab. Menurut Yudi, peringatan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) yang disampaikan melalui rekaman suara tersebut harus menjadi perhatian semua pihak yang berada dalam barisan oposisi pemerintahan.

Yudi menganggap ancaman yang dikatakan oleh HRS bukanlah isapan jempol belaka karena ancaman yang mengarah pada kelompok penentang pemerintahan sudah semakin nyata dengan adanya penyerangan terhadap pakar IT Hermansyah.

“Apa yang disampaikan oleh HRS tentu harus kita dengar, apalagi saat ini konsolidasi ulama, aktivis, dan rakyat banyak dianggap rezim Jokowi sebagai Sentral Pergerakan Revolusi,” ungkap Yudi ketika dihubungi Aktual, Senin (10/7).

Yudi sendiri beranggapan bahwa beberapa kelompok Islam seperti Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) dan Presidium Alumni 212 merupakan pihak-pihak yang memiliki kesamaan visi dengannya. Kesamaan visi tersebut yaitu adalah dikembalikannya konstitusi negara kepada UUD 1945 yang asli.

Oleh karenanya, ia pun menganggap wajar jika HRS tidak hanya memperingatkan ulama saja untuk meningkatkan kewaspadaannya, tetapi juga seluruh aktivis nasionalis maupun kerakyatan yang kerap mendukung berbagai aksi bela Islam.

Yudi pun menyepakati ucapan HRS yang menyebut adanya korelasi antara penyerangan Hermansyah dengan kasus chat bernada mesum yang melibatkan HRS. Hanya saja, jika berbicara masalah pelaku, Yudi cukup blak-blak dengan menuding bahwa penguasa rezim merupakan otak dari penyerangan Hermansyah ini.

“Soal saudara Hermansyah, saya melihat ada indikasi terkait dengan pembongkaran fitnah chat Sex yang ternyata itu hasil rekayasa,” jelasnya.

“Oleh karena itu HRS berpesan untuk selalu berhati-hati dalam setiap gerakan karena yang kita hadapi ini Rezim Jokowi yang biadab, tidak bermoral dan tidak berotak,” bebernya.

Ketika ditanya apakah ia akan lebih mengikuti saran HRS, Yudi mengaku jika dirinya akan lebih berhati-hati lagi. Namun demikian, ia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengendurkan perlawanan terhadap rezim Jokowi.

Ia sendiri meyakini hanya dengan melawan lah, rakyat Indonesia dapat merebut kembali kedaulatannya setelah sekian lama terampas.

“Jadi ada dua hal yang dijalankan, HRS dan timnya menjalankan diplomasi rekonsiliasi. Kami aliansi berdiplomasi dengan Rakyat untuk Kembalikan Kedaulatannya,” pungkasnya.

Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Teuku Wildan
Editor: Arbie Marwan