Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kanan), didampingi Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto (kedua kanan) dan Direktur Pengolahan Pertamina Rahmat Hardadi (kanan), meninjau proyek 'Skydeck' RFCC RU IV Lomanis, Cilacap, Jateng, Sabtu (14/11). Beroperasinya RFCC (Residual Fluidized Catalityc Cracking), di kilang Cilacap dan kilang TPPI Tuban, berdampak pada pengurangan impor premium hingga 30 persen. ANTARA FOTO/HO/Humas Pertamina/ama/15.

Jakarta, Aktual.com – Perusahaan BUMN minyak dan gas (Migas) asal Tiongkok, PetroChina mulai mengembangkan bisnis di sektor hilir. Langkah tersebut merupakan komitmen perusahaan yang sudah lima belas tahun beroperasi di Indonesia.

“Kantor pusat sudah memberikan arahan agar menjajaki peluang bisnis minyak dan gas, tidak hanya sektor hulu (upstream) tetapi juga di sektor hilir (downstream),” kata Vice President Kemitraan dan Hubungan Pemerintah PetroChina Indonesia, Budi Setiadi di Jakarta, Jumat (9/6).

Menurutnya, selama lima belas tahun beroperasi di Indonesia, perusahaan terus membuka peluang dalam mengembangkan bisnisnya ke sektor Petrokimia dan Kilang, termasuk ke Pertamina.

“Dalam pengembangan usaha, kami berdiskusi dengan Pertamina baik terkait pengelolaan blok migas, maupun sektor hilir seperti kilang dan petrokimia,” katanya.

Terkait dengan lesunya bisnis minyak dunia, Petrochina mengaku tetap berkomitmen untuk mengembangkan bisnis di Indonesia. Kendati harga minyak dunia menyentuh USD45 per barel, namun perusahaan tetap berkontribusi dengan terus melakukan produksi dan pencarian sumber minyak baru.

“Kami terus mencari blok migas baru seiring berakhirnya kontrak blok Tuban pada 28 Februari 2018 mendatang. Jika ada wilayah kerja yang menarik dan ekonomis, akan dipertimbangkan untuk diakuisisi. Bahkan untuk memperbesar cadangan, kami aktif melakukan eksplorasi di wilayah kerja Jambi serta melakukan kegiatan seismik sepanjang 320 kilometer. Kami baru saja menemukan cadangan baru Sumur Tiung-3 serta melakukan tajak sumur eksplorasi di Jambi,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka