Jakarta, Akual.com – Ketua Badan Pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI), Sutrisno Iwantoro mengatakan, jika sebenarnya hotel tidak sepenuhnya berpengaruh dalam menimbulkan kerumunan masyarakat.

“Sebenarnya hotel itu kan bukan pusat tempat kerumunan, karena kalau orang datang pesan langsung kekamar jadi tidak ada namanya kerumunan,” kata Sutrisno melalui wawancara, Sabtu (6/2).

Sutrisno menjelaskan, sejatinya hotel ini memang memiliki kendala dari traffic dan juga lalu lintas dari segala kegiatan masyarakat. Jika kegiatan itu tidak ada sama sekali, maka hotel akan merasa terpukul.

“Hotel dan resto itu kan sering menampung untuk segala kegiatan yang bersifat kerumunan seperti meeting bertemu keluarga dan sebagainya, itu kan sangat dibatasi sekarang maka dari itu yang paling terkena itu hotel dan restoran,” jelas Sutrisno.

Ia mengatakan, jika kondisi ini akan berlangsung terus-menerus dengan pengetatan yang sifatnya kemudian seragam itu akan semakin menyulitkan perekonomian dari hotel dan resto itu sendiri.

Maka dari itu, ia meminta agar aturan tersebut jangan diseragamkan kesemua tempat.

“Karena itulah kita berharap jangan aturannya itu kesemuanya ada beberapa yang tidak termasuk tempat kerumunan dan itu dibedakan, tetapi untuk yang termasuk tempat yang menimbulkan kerumanan itu yang berhak dibuat aturan ketat, hal kaya gini dilakukan agar ekonomi tetap jalan, ” jelasnya kembali.

“Kalau restoran dipaksa tutup jam 7 malam dan tamunya 25% sudah pasti sangat menyusahkan, jika dilihat persekian jam itu kan sangat signifikan dalam sisi pendapatan,” lanjutnya.

Maka dari itu, Sutrisno berharap, kedepannya pemerintah bisa membatu para sektor ini untuk menurunkan segala biaya yang harus mereka bayarkan.

“Oleh karena itu, kita mohon agar bantulah menurunkan biaya operasional atau biaya tetap dari perusahaan itu, lalu pajak resto atau hotel tidak perlu kita setorkan dulu, apalagi mengenai hotel yang dijual itu merupakan fenopmena yang harus diperhatikan secara bersama,” pungkasnya.

Diketahui, Pandemi Covid-19 sampai saat ini belum juga berakhir, bahkan segala sektor mulai ikut terdampak akibat hal ini.

Seperti sektor hotel dan juga restoran, yang sudah puluhan terpaksa harus tutup dan sebagian harus menjual asetnya untuk membayar para karyawan dan operasinal.(RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i