Jakarta, Aktual.com — Mainan dan permainan sangat penting dalam dunia anak-anak, bahkan dapat dikatakan bahwa dunia anak merupakan dunia bermain. Mainan dan permainan memberikan kebahagiaan dan kesenangan bagi mereka. Mainan juga bisa memperluas ilmu dan pengetahuan. Sejatinya banyak sekali pelajaran yang anak-anak peroleh dari permainan meski kelihatannya sepele.

“Jadi, keliru besar jika orang tua memisahkan anak dengan dunia bermain. Atau masih ada sebagian orang tua yang mengabaikan arti mainan bagi anak dan tidak merasa perlu untuk bermain dengan anak. Ingatlah, anak-anak itu bukan miniatur orang dewasa. Mereka memiliki dunia sendiri yang seringkali berbeda dengan dunia orang dewasa, hal ini sangat penting untuk dipahami para orang tua dan para pendidik, sehingga terciptalah hubungan yang hangat, komunikasi yang lancar dan suasana belajar yang menyenangkan,” papar Ustad Hasanudin kepada Aktual.com, di Jakarta, Selasa (8/3)

Sebenarnya bimbingan tentang dunia mainan anak-anak telah diberikan oleh Rasulullah SAW. Beliau adalah teladan bagi segenap pendidik yang menginginkan kesuksesan di dunia dan akhirat.

Berikut kisahnya, Aisyah Radhiyallahu’anha menceritakan, “Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam pulang dari perang Tabuk atau perang Khaibar, dan pada rak milik Aisyah terdapat tirai. Tiba-tiba angin berhembus hingga menyingkap ujung tirai itu, maka terlihatlah boneka-boneka milik Aisyah.”

“Nabi Muhammad shallallahu’alaihiwasallam bertanya, “Apa itu wahai Aisyah?.” Ia menjawab, “Bonekaku.” Nabi melihat di antara boneka itu terdapat boneka kuda dari kain perca yang memiliki sepasang sayap.”

“Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bertanya lagi, “Boneka apa itu yang ada di tengah?.” Aisyah menjawab, “Boneka kuda.” Nabi berkata, “Apa yang ada padanya?.” Aisyah menjawab, “Sepasang sayap.”

Nabi Muhammad SAW menuturkan, “Kuda memiliki sepasang sayap?.” Aisyah menjawab, “Tidakkah Engkau mendengar bahwa Nabi Sulaiman ‘Alaihissalam memiliki kuda yang bersayap?.” Maka Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam pun tertawa (lebar) saat mendengarnya, hingga aku bisa melihat gigi geraham Beliau.”(HR. Abu Dawud). Bersambung……

Artikel ini ditulis oleh: