Medan, Aktual.com – Pimpinan gereja gereja protestan dari tujuh gereja yang tergabung dalam persekutuan gereja di tiga benua, United Evangelical Mission (UEM), di Indonesia yang merepresentasi anggotanya sebanyak 6 juta orang lebih menyampaikan sikap prihatin atas kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun di Indonesia.

Demikian terungkap dalam siaran pers kalangan Gereja di Universitas HKBP Nommensen, jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Sumatera Utara yang diterima Aktual.com, Jumat (2/10).

“Dalam 20 tahun terakhir (bencana asap) merupakan bencana terburuk, merugikan rakyat dan negara,” ujar Ephorus Gereja HKBP Pdt. Willem TP Simarmata.

Dikatakan Willem, pihaknya memahami bahwa kebakaran hutan pada tahun ini, bersamaan dengan gejala El Nino (kemarau panjang). Situasi itu menambah semakin rentan dan mudah terbakarnya lahan dan hutan gambut.

Willem juga menduga, kebakaran hutan di Indonesia ini, karena adanya permintaan dari pemilik modal untuk membuka lahan perkebunan untuk kelapa sawit.

“Ini praktek dilakukan oleh pemilik modal di konsesi hutan tanaman industri dan perkebunan kelapa sawit skala luas di Indonesia,” katanya.

Disebutkan, Kementerian Lingkungan Hidup mencatat bahwa lahan dan hutan telah terbakar di 12 provinsi. Di antaranya Riau 2 juta hektar, 40.000 hektar di Jambi, Kalbar 900 hektar, Kalteng 650 hektar, hingga Sumatera Utara 146 hektar. Data yang sama menyebutkan, kerugian yang diderita telah mencapai ratusan triliun rupiah, serta hilangnya kehidupan yang sudah tercipta ratusan ribu tahun dalam ekosistem hutan.

Willem menuturkan, bumi semakin sarat dengan aktivitas ekploitasi sumber-sumber alam yang tidak terkendali. Di perparah lagi dengan cara pembakaran hutan lahan untuk melakukan pembukaan lahan yang murah di wilayah konsesi perkebunan sawit dan Hutan Tanaman Industri.

Kerusakan hutan di Indonesia, sambungnya telah terjadi sejak rezim Orde Baru yang mendistribusikan kepada pemilik modal tidak terkendali mencapai 70 juta hektar.

Lebih jauh Willem mengatakan, pihaknya menghargai kehadiran Presiden Joko Widodo di tengah-tengah asap kebakaran hutan dan lahan di Jambi, Riau, Sumsel, Kalteng. Sayangnya, menurut Willem, belum terlihat dengan jelas hukuman yang setimpal untuk para pelaku.

“Pemerintah belum melakukan upaya maksimal atas kebakaran hutan yang sedang terjadi saat ini, terbuki sudah lebih dari dua bulan kebakaran hutan belum dapat diatasi dengan baik,” tandasnya.

Masih kata Willem, penegakan hukum harus benar-benar ditegakkan. Dimana, pihaknya juga mencatat adanya laporan tujuh perusahaan perkebunan kelapa sawit milik pengusaha singapura dan malaysia turut serta melakukan pembakaran lahan dan hutan di konsesinya.

“Untuk itu kami menyerukan kepada semua pihak untuk terlibat dalam penyelamatan hutan tersisa di Indonesia bersama masyarakat untuk menyelamatkan hutan-hutan tersisa, sebagai bukti bahwa bangsa kita adalah bangsa yang berKetuhanan. Bumi adalah citra dan wajah Allah. Bangsa yang Berketuhanan adalah bangsa yang tidak membakar wajah Allahnya,” tukasnya.

Untuk diketahui, sejumlah gereja yang turut menyatakan sikap antara lain, HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), GBKP (Gereja Batak Karo Protestan), BNKP (Banua Niha Keriso Protestan), GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun), HKI (Huria Kristen Indonesia), GKPA (Gereja Kristen Pakpak Angkola), GKPPD (Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi).

Artikel ini ditulis oleh: