Sekretaris Umum Ikatan Sarjana Nahdhatul Ulama (NU), yang juga pengamat energi Muhammad Kholid Syaerazi saat ini Pertamina tengah mengalami musibah karena terjadinya kebocoran saat pengeboran. Diakuinya dampak dari kebocoran dirasakan oleh nelayan pesisir, termasuk di Tanjung Pakis.

Meski demikian Kholid meminta kepada semua pihak untuk saling menbantu menyelamatkan aset Pertamina sebagai bangsa ini Karena pihak Pertamina juga mengalami kerugian yang cukup besar. Saling mendoakan dan melakukan pencegahan menurutnya upaya yang terbaik dalam mengatasi musibah ini.

“Istigosah ini untuk meminta Allah diberikan keringanan dalam mengatasi musibah ini. Jangan saling menyalahkan, karena tak hanya nelayan yang mengalami dampaknya, tapi juga Pertamina,” terang Kholid.

Sementara pengamat Salamuddin Daeng mengapresiasi langkah SPPSI yang langsung menyasar ke masyarakat dalam upaya doa bersama. Menurutnya, selain aksi penanganan secara fisik, doa bersama perlu dilakukan mengingat tumpahnya minyak Pertamina merupakan sebuah musibah.

“Kita apresiasi langkah ini, bagus ya. Karena bagaimanapun juga kejadian seperti ini kan force majeur ya tidak di luar dugaan dan tidak ada yang mau juga kejadian ini menimpa suatu perusahaan,” terang Samaluddin.

Artikel ini ditulis oleh: