Personel dari Polda Metro Jaya menggelar simulasi pengamanan Pilkada serentak di Lapangan Sabhara, Jakarta, Senin (3/8). Simulasi yang melibatkan personel dari Polresta Depok dan Polres Tangerang ini digelar untuk memantapkan kesiapan petugas kepolisian dalam mengantisipasi terjadinya kerusuhan selama Pilkada serentak pada 9 Desember mendatang.

Makasar, Aktual.com — Kepolisian Daerah (polda) Sulawesi Selatan dan Barat mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi dan analisa terkait potensi kerawanan yang terjadi pada pelaksanaan pilkada 11 daerah di Sulawesi Selatan.

Kabid Humas Polda Sulselbar, Frans barung Mangera mengatakan, saat ini pihaknya telah mengirimkan hasil evaluasi potensi konflik yang terjadi ke pusat.

“Kita memang bertindak antisipatif. Potensi kerawanan Pilkada memang menjadi catatan tersendiri kami di Sulsel saat ini,” ucapnya ke Aktual.com, Kamis (13/8)

Namun, Frans Barung enggan membeberkan daerah mana saja yang mempunyai potensi konflik pada saat pilkada nanti. Menurutnya, hal tersebut menyangkut situasi dan keamanan yang tidak mesti diumbar ke publik.

“Intinya kami sudah melakukan pemetaan dan antisipasi lebih jauh sebelum terjadi sesuatu yang menganggu proses demokrasi nanti,” ungkapnya.

Antisipasi yang dilakukan oleh Polda Sulselbar, lanjut Polisi sudah lakukan analisa dan evaluasi di 11 kabupaten di Sulsel. “Antisipasi kita agak berbeda dgn sebelumnya,” ucapnya.

Frans menuturkan, adanya beberap daerah yang tidak melaksanakan pilkada bisa jadi berpeluang melakukan mobilisasi ke daerah lain yang tengah melaksanakan pilkada.
“Ini termasuk yang kita antisipasi,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Kemendagri merilis 10 daerah yang rawan terjadinya gesekan atau konflik saat pilkada. Salah satu daerah tersebut adalah Sulawesi Selatan.
Sementara itu, Polri pun memasukkan Sulsel dalam 4 besar daerah yang rawan saat pilkada serentak.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid