Jakarta, Aktual.com — Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengaku, anggotanya mempunyai keterbatasan untuk menangani konflik beragama.

Demikian dikatakan Badrodin saat dikonfirmasi permintaan Kaukus Pancasila terkait penanganan dan penanggulangan konflik agama di Indonesia.

“Kita berdiskusi soal keterbatasan anggota (Polri) tangani konflik berbasis agama, penjelasan saya adalah ada anggota yang paham dan tegas dalam menghadapi konflik seperti itu, ada juga yang tidak. Ada juga anggota yang argumentasi soal agama, ya kalah lah sama ahli agama,” kata Badrodin, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (09/03).

Badrodin menegaskan, Polri kesulitan ketika dihadapkan kepada debat mengenai agama. Namun, untuk adu argumentasi tentang hukum tidak ada masalah.

“Banyak juga ‘hate speech’ (ujaran kebencian) dalam ceramah agama, kalau kami dibawa ke argumentasi agama, kita tidak bisa, kalau argumentasi hukum bisa. Nah, kalau situasi konflik seperti itu siapa yang harusnya maju, kan tokoh agama,” lanjut Badrodin.

Idealnya untuk konflik beragama, menurut mantan Kapolda Jawa Timur ini, yang harus diedukasi adalah masyarakat. Sebab potensi penyelesaian konflik harus ada di semua pihak agar bisa hidup harmonis.

“Solusi dari saya, masyarakat kita harus diedukasi, karena akar masalahnya itu. Mereka harus paham bahwa hidup bernegara ada konstitusi yang harus dijunjung tinggi. Mereka juga punya keyakinan agama, nah bagaimana cara sinkronkannya itu. Hal ini harus dipikirkan bersama,” papar ia menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: