Jakarta, Aktual.co — Pihak Kepolisian Republik Indonesia menduga warga negara Indonesia yang hilang dalam perjalanan tur wisata di Turki sengaja bergabung dengan kelompok Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kini polisi pun tengah menelusuri dugaan belasan WNI yang hilang tersebut.
‎”Mereka memisahkan diri, masih didalami. Dugaan kuat mereka bergabung dengan ISIS. Kami tengah menelusuri mereka siapa saja, kehidupannya, ada kelompk tertentu atau pihak lain,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Div Humas Polri Kombes Rikwanto di Kantornya, Jakarta, Senin (9/3).
Sekelompok WNI yang hilang dalam rombongan wisata di Turki itu diduga kuat karena negara tersebut dekat dengan Suriah, markas kelompok ISIS‎. Untuk mengungkap itu, pemerintah melalui Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Luar Negeri dan pihak imigrasi bekerjasama melacaknya. “Karena Turki berbatasan dengan Suriah.”
‎Untuk melakukan penelusuran terhadap belasan WNI itu polisi bekerjasama dengan pihak imigrasi dan pihak tur dan travel sebagai penyedia jasa layanan perjalanan rombongan wisatawan tersebut.
‎”Kami berkoordinasi dengan pihak imigrasi, tur travel karena perjalanan wisata. Jadi semua administrasi sementara ini benar, mereka memang tur.”
Sebelumnya, sebanyak 16 WNI hilang kontak dengan rombongan wisata yang tiba di Bandara Ataturk, Istambul pada 24 Februari lalu yang seharusnya berkumpul kembali pada 26 Februari untuk melanjutkan perjalanan. Namun ketika dihubungi, salah satu dari 16 orang itu meminta rombongan untuk meneruskan perjalanan tanpa mereka.
Ke-16 WNI hilang di Turki sesuai data KJRI adalah Jusman Ary, Ulin Isnuri, Humaira Halafshah, Urayna Afra, Aura Kordova, Dayyan Akhtar, Tsabitah Utssman Mahdamy, Salim Muhamad Attamimi, Soraiyah Cholid, Hamzah Hafid (asal Surabaya). Kemudian, Utsman Mustafa Mahdamy, Sakinah Syawie M. Tafsir, Fauzi Umar Salim, Hafid Umar Babher, Utsman Hafid dan Atikah Hafid (asal Surakarta).

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu