Neolib sejati

Satu hal yang pasti, sikap ngotot perempuan kelahiran Lampung 1962 ini sekali lagi menunjukkan garis ekonomi neolib yang dianutnya. Ciri utama mazhab neolib adalah, mengikis peran negara di bidang perekonomian seminimal mungkin.

Untuk itu segala bentuk subsidi adalah hal tabu. Neolib menghendaki segala sesuatunya diserahkan kepada mekanisme pasar.

Sebagai penganut sekaligus pejuang neolib yang gigih, Sri juga selalu berupaya menyenangkan majikan asingnya, yaitu Bank Dunia, IMF, dan mereka yang biasa disebut pasar.

Itulah sebabnya dalam postur anggaran APBN yang dia rumuskan, fulus yang ada diutamakan untuk membayar utang kepada para kreditor alias creditors first. Tidak peduli bila untuk itu dia harus memangkas berbagai anggaran belanja sosial dan menaikkan harga berbagai kebutuhan pokok rakyat.

Pada  2017 saja, APBN kita mengalokasikan anggaran Rp486 triliun hanya untuk membayar utang. Ini adalah porsi terbesar anggaran kita dalam APBN, jauh mengalahkan anggaran pendidikan yang Rp416 triliun dan infrastruktur yang ‘cuma’ Rp387 triliun.

Bukti paling anyar bisa ditemui pada APBN 2018, yaitu Pemerintah merogoh kocek dalam-dalam hingga Rp637,8 triliun lebih untuk bayar utang. Jumlah tersebut terdiri atas pembayaran bunga utang Rp238,6 trilliun, dan cicilan pokok utang Rp399,2 triliun.

Angka ini jelas jauh di atas anggaran untuk pendidikan yang Rp444,1 triliun dan infrastruktur yang amat dibangga-banggakan, sebesar Rp410,7 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid