Seorang pedagang memotong daging sapi yang dijual di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (29/12). Pemerintah menetapkan kuota impor sapi bakalan sebanyak 600.000 ekor pada 2016 guna memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww/15.

Jakarta, Aktual.com —  Harga daging sapi di pasar Simpang Pematang Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung mengalami kenaikan dan cenderung sulit didapatkan. Kenaikan harga daging sapi itu, menimbulkan kekecewaan kalangan konsumen.

“Harga daging sapi itu sudah melonjak dan persediaan cenderung sedikit di pasaran. Sejak dari rumah potong hewan, harga daging sapi sudah naik mencapai Rp110 ribu per kilogram, dan di pasaran daging sapi dijual pada kisaran Rp135.000 per kg,” ujar pedagang sapi, Yaman di Simpang Pematang Sabtu (23/1).

Pedagang yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan menyatakan harga daging sapi di pasar ini mencapai Rp135 ribu per kg.

“Harga di pasarnya sudah mencapai Rp135 ribu per kg, itu pun sulit ada barangnya,” ujar Yaman.

Menurut informasi pihak berwenang di Mesuji, mahalnya harga daging sapi di daerah ini lantaran terjadi kelangkaan sapi. Biasanya bisa menyembelih 10 ekor sapi sehari, namun karena kelangkaan itu hanya bisa menyembelih lima ekor sapi dalam seharinya sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan daging sapi di Mesuji.

Pengurangan sapi yang disembelih itu juga dipengaruhi pihak penyembelih (jagal) yang tidak mau rugi, menyusul kenaikan harga daging sapi yang diprotes dan ditolak para pedagang.

Selain di Mesuji, para pedagang daging sapi di Kota Bandarlampung juga mempertanyakan kenaikan harga daging sapi itu, antara lain dipicu aturan penetapan pajak pertambahan nilai (PPN) bagi pemotongan sapi sehingga memicu harga daging sapi melonjak. Karena itu para pedagang daging sapi sempat melakukan mogok berdagang.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka